Rabu, 15 April 2015

FORGIVE ME LISTIYANI DEWI



This story created for you, just for you, and only you Listiyani dewi.
For All my Mistake, for All my happiness, and for All our dreams,
I appologize.
Malam ini sangat dingin,
Apa kamu kedinginan di luar sana?
Tidurku seakan terjaga, ada sesuatu di pikiran ini,
Engkau seolah berbisik,
Aku masih ada, aku masih sama, aku juga mencarimu.
Tapi ketika hati ini ingin melupakanmu,
Engkau datang seakan ingin menghapus cita ku itu.
Membisikan sesuatu cerita
Cerita tentang kehidupanmu yang baru
Tentang kesenanganmu yang indah
Tanpa harus kau menoleh kearahku
Apa yang harus aku lakukan.
Ketika takdir ini seakan bersebrangan.
Mereka seakan memberiku sedikit harapan,
Tapi kenyataannya tidak.
Detik waktu sangat terdengar jelas di telingaku.
Memberitahu ku seakan inilah harinya.
Memberikanku jarak waktu,
Untuk menuliskan semua tentangmu.
Tepat dihari yang pernah kita banggakan ini.
Aku yang tidak pernah kau anggap.
Meminta kepadamu sesuatu.
Bukan barang ataupun kasih sayang.
Hanya  satu yang aku minta, “ Forgive Me Listiyani Dewi”












Februari 23
Pagi yang cerah menemani keseharian seorang gadis, Listiyani Dewi. Selesai bangun pagi pukul setengah lima dini hari. Ia bergegas menuju kamar mandi. Membasuh rasa kantuknya. Sesekali ia menguap karena rasa kantuk itu. Kemudian ia mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah sholat Shubuh. Setelah selesai berwudhu ia kemudian bergegas menuju kamarnya. Ia kenakan mukena berwarna putih yang bertuliskan nama Allah di dadanya. Lalu ia gelar sejadahnya. Ia panjatkan niat sholat shubuh. Wajahnya yang cantik melambangkan hatinya yang bersih. Memanjatkan doa- doa untuk keselamatan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Selesai menunaikan ibadah sholat Shubuh. Ia bergegas untuk bersiap-siap menaklukan Jakarta. ia memang sudah hampir dua tahun bekerja di jakarta. tepatnya di Infomedia. Anak perusahaan Telkom. Ia bekerja sebagai Customers service. Pekerjaan yang sangat menyenangkan. Tapi kadang bisa saja sangat membosankan. Selesai berias diri di pagi hari, ia bergegas berangkat. Tidak lupa ia pamitan kepada ibunya. Mencium tangannya, serta minta doa yang terbaik. Kakaknya biasa di panggil Mba Tri, sudah menunggunya di luar pagar rumah. Kakaknya yang sangat sayang kepada dia. siap untuk mengantarkannya menuju stasiun. Begitu terus setiap paginya. Kecuali sesekali kekasihnya menjemputnya ketika kekasihnya ada di dekat daerah rumahnya. Kekasihnya memang kadang tinggal di bekasi di tempat orang tuannya, tapi tak jarang ia tinggal di tempat neneknya di daerah Jatinegara. Karena dari rumah neneknya menuju tempat kerjanya sangat dekat.
Setibanya di Stasiun pukul 6 pagi. Kakaknya kembali lagi kerumah untuk bersiap menjadi ibu rumah tangga yang baik lagi. Mengantarkan anaknya ke sekolah. Dan mempersiapkan kebutuhan suaminya untuk pergi kerja.
Dengan tiket KRL yang bisa di isi ulang kembali. Ia tidak perlu untuk mengantri membeli tiket lagi. Ia langsung menunggu KRL yang kebetulan tiba pukul 6:10. Yang sebentar lagi akan datang. Tidak harus menunggu lama, kereta yang ditunggupun datang. Ternyata dari stasiun sebelumnya tepat pemberentian terakhir KRL jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak. Hingga akhirnya ia bisa mendapatkan tempat duduk dan tidak harus berdiri sampai stasiun tujunnya. Stasiun demi stasiun ia lewati hingga akhirnya ia sampai di stasiun tujuannya. Stasiun Karet, ia bekerja di ciwalk Sudirman Didapan pemakaman Karet. Karena waktu tempu kereta Cuma satu jam sekarang baru jam 7:10 ia putuskan untuk jalan dari Stasiun karet, menuju tempat kerjanya. Hanya perlu waktu 15 menit, dan hitung-hitung sambil olahraga pagi. Sesampainya di kantor ia bertemu dengan Dewi sahabatnya dari kecil ketika ia masih tinggal di daerah Rawamangun. Dewi sudah dianggap keluarganya sendiri. Karena ibunya sangat akrab sekali dengan ibunya Dewi.
Perbincangan antara keduanya pun dimaulai. Sama seperti cewek pada lainnya. Berita terkini mengenai laki-laki adalah topik yang sangat enak untuk dibahas. Tanpa sengaja Dewi menanyakan sesuat tentang mantan pacar Listi.
“Lis gmana si Fickri, masih suka sms, whatsup, or BBM lo ga?” tanya Dewi.
“tumben lo tanyain dia, gua udah ga mau urusan sama dia lagi. Udah males.”. jawab Listi.
“jangan gitu looh, siapa tau jodoh lo dia. hahaha” saut Dewi. 
“bodo amat” jawab Listi.
Akhirnya listi meneruskan untuk segera bekerja dari pada menjawab pertanyaan Dewi yang menanyakan mantannya yang mungkin sudah ia pendam rasa dan ingatan tersebut.
**********
Sementara itu di rumahnya ketika kakanya akan mengantarkan anaknya untuk berangkat sekolah. Tiba-tiba ada seseorang yang mengantarkan paket. Di serahkannya paket tersebut. Tetapi paket pake tersebut tidak ditujukan untuk kakaknya. Melainkan utnuk Listi. Dan sepertinya kakaknya tau dari mana paket itu berasal. Kakaknya tau karena bungkusan paket tersebut menggunakan Kop amplop perusahaan Fickri bekerja. Selesai menerima paket tersebut kakaknya menaruh dikamar Listi dan bergegas mengantarkan anaknya untuk pergi kesekolah.
          Hubungan Listi dengan pacar barunya memang terbilang baru seumut jagung. Baru jadian di bulan Juli 2014. Tetapi sudah menjalin hubungan sejak 3 April hingga hari ini 23 Februari 2015 . Mereka saling BBM satu sama lain tanpa Fickri Ketahui. Sebelum putus dari Fickri, listi memang sudah dekat dengan pacar barunya tersebut. Hingga ada pertengkarang antara Listi dengan Fickri,  Listi malah berpaling dari Fickri dan dekat dengan Pacar barunya. Hal tersebut juga yang membuat fickri menjadi cemburu dan marah. Hingga akhirnya terjadilah perpisahan.
          Sepulang dari kantor Listi menelpon kekasihnya untuk bisa pulang bareng. Tetapi kekasihnya tidak bisa lantaran masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Sedikit kecewa memang saat itu, tapi mau gimana lagi dia tidak mau menuntut banyak dari pacar barunya ini. Pada akhirnya Listi pulang bersama babeh atasannya dan istri. Listi memeng sudah dianggap anak mereka. Lantaran dia sangat dekat dengan istri dan anaknya. Tepat pukul 6.00 sore setelah babeh selesai membiat laporan harian, mereka bergegas pulang. Menuju stasiun Karet, setelah itu naik KRL pukul 7.00. dengan kondisi KRL yang sangat penuh Listi, Babeh dan Istrinya berusaha untk menaiki KRL gar tidak terlalu larut sampai di bekasi. Tidak lupa Listi meberi kabar kepada kakaknya untuk menjemputnya di stasiun Kranji. Satu Jam telah berlalu pejalanan yang cukup melelahkan Stasiun Karet menuju Stasiun kranji. Sebelum keluar KRL. Listi mohon pamit kepada Babeh dan Istrinya. Memang tujuan stasiun mereka tidak sama. Mereka harus berhenti di satu stasiun lagi, staisun Bekasi. Stasiun pemberhentian terakhir KRL di daeeah Timur.
Keluar dari stasiun Kranji kakaknya Mba Tri sudah menunggu, merekapun langsung menuju rumah. Cukup 15 menit mereka sudah sampai di rumah. Listi bergegas menuju kamarnya untuk bersih bersih. Tidak sengaja terlihat ada paket untuknya. Melihat bungkusan paket tersebut dia sudah tau siapa yang mengirim paket. Dia adalah Fickri. Di dalam hatinya ia bertanya kenapa lagi  dia mengirimkan bingkisan kepadanya. Lalu dia membuka paket tersebut isinya hanya sebuah buku. Dia hanya sempat membaca judul buku tersebut “Forgive me Listiyani Dewi”. Dia tidak langsung membaca isi buku tersebut seolah tidak mau peduli lagi. Di langsung bergegas mandi dan kemudian langsung sholat Isya.
Setelah sholat sya ia mencoba menghubungi Pacarnya. Tetapi hanphone nya tidak aktif. semakin merasa kecewa saja teselah tidak bisa pulang bareng, sekarang hanphonenya tidak aktif. Lalu ia menaruh hanphonenya di meja. Kebetulan di sana ada buku pemberian dari Fickri. Untuk mengusir rasa kecewanya akhirnya ia membaca buku tersebut. Listi membaca buku tersebut perlahan demu perlahan. Buku tersebut mirip dengan Novel.dan bahkan itu memang novel. Semakin membuat listi penasaran, ia membaca dengan seksama isinya. Di buku itu tertulis
aku tuliskan buku ini untukmu, sebagai tanda penyesalanku terhadap kesalahan dimasa lalu kita. Sebagai tanda cintaku sampai saat ini
Sesekali Listi terlihat tersenyum membaca buku tersebut. Seolah mengingatkan tentang masa lalunya yang menyenangkan. Tetapi ketika diakhir cerita dari buku tersebut, entah apa yang terjadi dia terdiam, matanya berkaca-kaca. Tak lama tetesan air matu mulai turun dari mata menelusuri pipinya. Dengan wajah yang sangat cemas, terbuka kembali kisah dahulu yang pernah dia tinggalkan. Pikirannya menyelusup kedalam bayangan masa lalu. Mengingat kembali apa yang telah dia perbuat kepada Fickri Ardiansyah. Perasaan benci kini berubah menjadi penyesalan. Penyesalan yang mungkin tidak akan bisa diobati. Fickri Ardiansyah menciptakan sebuah karya tentang dirinya. Tentang perjalan dan petualangan cinta mereka. Tentang mimpi-mimpi yang belum sempat terwujut.
Buku itu ia bawa kemanapun ia pergi, ia pahami arti dari semua kalimat yang tertuliskan di buku tersebut. Penyesalan memang selalu ada. Tapi semua kenyataan sedang menantang nya di luar sana. Dengan motivasi yang ada di dalam buku tersebut. Ia siap menjadi yang Fickri mimipikan tentang dirinya.
 








Bismillahirohman nirrohim
Kamu adalah yang terindah dalam hidupku. Aku tuliskan hadiah ini hanya untuk kekasihku. Tepat di hari ini 23 Februari, hari jadi kita. ini adalah hari terakhirku untuk menuliskan tentangmu. Bukan untuk hal lain. Melainkan untuk mu yang menjadikan segala kehidupanku berwarna. Aku hanya berharap kamu bisa membaca karyaku. Yang kutulis atas namamu yang selalu ada dalam hatiku.
Aku memang bukan yang terbaik, bahkan tidak pernah menjadi baik. Tapi aku selalu berusaha menjadi yang tepat untuk dirimu. Mencoba menjadi sebagian dari kehidupanku. Menjadi seseorang yang selalu ada untukmu.
Aku memang bukan yang terindah, bahkan tidak pernah menjadi yang indah. Tapi aku selalu berusaha menjadi yang berkesan dihatimu. Entah bagaimanpun caranya. Aku ingin menjadi yang yang bersahabat dengan hatimu.
Dalam setiap kata yang aku sampaikan tidak ada satupun kebohongan. Dalam setiap kalimat yang aku buat terdapat pesan hati yang sangat menghayat. Sekalipun harus menangis dalam menulis sekalipun harus mengingat apa yang seharusnya sudah lenyap. Tetapi hanya untukmu wahai kekasihku, Listiyani Dewi.
Kehilanganmu bukan berarti ahkir dari hidupku atau akhir dari segalanya. Melainkan awal dari suatu perjalanan yang baru. Aku harus melepaskanmu dan mengihklaskanmu karena aku telah memahami sesuatu. Sekalipun sebelumnya aku bersihkeras untuk bersamamu. Yang aku tau segala sesuatu ada waktunya. Karena ada saat untuk mempertahankan dan ada juga saat untuk melepaskannya. Sekalipun melepaskan itu amat sangat menyakitkan untukku. Aku memang tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Karena aku bukan siapa-siapa. Aku hanya anak dari keluarga yang ayahnya tidak peduli. Hanya ibu yang aku punya. Tetapi Allah lebih sayang kepada ibu hingga akhirnya dia di panggil terlebih dahulu. Hingga akhirnya ku sendiri yang mengurus adik-adikku. Yang sekarang ingin aku lihat, kamu kamu bahagia. Karena bahagiamu adalah bahagiaku juga, dan itu alasan mengapa aku merelakanmu. Itulah arti cinta yang sebenarnya. Aku akan biarkan kamu mancari dan menentukan yang terbaik untukmu. Jika memang yang terbaik itu adalah aku Allah pasti akan menjadikanmu milikku. Jika yang terbaik itu bukan aku. Aku akan selalu berdoa untuk kebaikan-kebaikanmu Listiyani Dewi.
Akan aku buat cerita cinta kita seperti sebuah cerita cinta novel. Cerita yang selalu kau anggap buayan belaka. Yang selalu kau katakan bahwa kehidupan itu berebeda dengan kisah novel apalagi telenovela. Tapi kali ini aku akan buktikan bahwa cinta kita akan sama seperti itu. Seperti cerita novel yang kita bisa berhayal seindah mungkin. Seperti sebuah cerita telenovela yang selalu berakhir dengan romantisme keindahan. Seperti sebuah cerita romantisme cinta sepasang kekasih yang saling mencintai.
Setelah aku banyak belajar dalam kesendirianku. Aku tau hal yang paling bisa aku banggakan adalah ketika aku bisa melihatmu bahagia walaupun tidak bersamaku. Mengihklaskanmu adalah hal yang paling benar. Meskipun dalam hati ini sulit untuk melakukan. Aku yang hanya bisa melihat senyum dan tawamu dari kejauhan. Bisa merasakan walau keyataan raga ini tidak berdekatan. Senyummu adalah cita-citaku. Bahagiamu adalah tujuanku. Dan ciintamu adalah mimpiku. Beberapa hal yang memeng tidak bisa dijauhkan darimu. Setiap waktu adalah dirimu. Setiap doa selalu kuselipkan namamu.  Seiap tetes air mata yang membasahi pipiku semata-mata untuk kebahagiaanmu. 
Takdir memang tidak ada yang tau. Kapan kita bertemu kapan kita berpisah. Kapan kita menyatu kapan kita berakhir. Kapan kita mencintai kapan kita membenci. Kapan kita peduli kapan kita acuh. Kapan kita memberi dan kapan kita mneyembunyikan. Yang aku tau cinta itu putih, cinta itu bersih, cinta itu indah, cinta itu unik, dan cinta itu pengorbanan. Baik perasaan, waktu, hati, bahkan keinginan. Tergantung bagaimana kita ngejalaininnya. Mau dibawa kemana cinta itu, apa sampai pernikahan ?. atau Cuma sekedar pacaran. Semuanya sudah diatur sama Allah. Bagaimanapun kita berusaha kalo kita tidak ditakdirkan dan tidak tertulis dalam kitab lauful mahfud nya Allah. Semuanya tidak akan bersatu. Tapi dalam semua itu tidak akan ada yang sia-sia kalo Allah yang pertemukan. Berusahalah untuk menjadi yang terbaik dalam menjalaninya.
Cinta memang rumit, bahkan lebih rumit dari bilangan linier, statistika, dan mata kuliah yang lainnya. Banyak rumusan yang menerangkan mengenai cinta. Dan memang penjelasannya sama. Tapi mengisyaratkan arti yang berbeda-beda. Sesekali kita harus benar-benar tahu apakah cinta telah hadir di sekeliling kita. Kita dilahirkan berkat cinta. Kita ada karena cinta memang nyata. Sekalipun wujudnya tidak ada tapi cinta itu indah. Ketika kita bisa menghadapinya.
Melangkahlah terus kekasihku. Kembalilah jika memang itu yang terbaik untukmu. Tinggalah di sana bersama seseorang yang bisa membuatmu bahagia. Jangan pernah menangisi lagi apa yang telah kau buat. Jangan pernah menyesali apa yang telah kita lakukan. Semua ada saatnya. Semua ada tujuannya. Tujuan yang akan membawamu ke akhir yang membuatmu bahagia. Yang bisa membawa dalam kebahgian. Dimana tidak ada tangis lagi. Dimana tidak ada rasa ketakutan lagi. Ku doakan yang terbaik untukmu. Kudoakan yang terbaik untuk ibumu. Kudoakan yang tebaik untuk keluargamu. Sampai nanti kita dipertemukan lagi.

















Kutemukan Sesosok Bidadari Cantik










Aku tidak bisa menggambarkan dirimu. Tidak bisa menyamaimu dengan yang lainnya. Tidak bisa bukan berarti tidak mengenalmu secara dalam. Tapi yang aku mau cukup satu yang ada dalam tempat dihatiku yang aku khususkan untukmu. Aku hanya bisa menggambarkanmu dan menyamaimu dengan sosok bidadari dunia. Bidadari adalah sosok yang tepat untuk menggambarkan dirimu. Kau begitu sempurna dimataku. Kau begitu indah untukku. Terpancar dalam matamu sebuah keindahan dimasa depan. Mata yang celik nan cantik. Yang selalu memancarkan sebuah tujuan yang bahagia. Yang bisa membuat kamu menjadi sesosok bidadari yang cantik. Tingkahmu melambangkan sayapmu yang tak terlihat, sehingga semakin nyata akan parasmu yang indah. Dalam relung hatimu adalah sebuah keikhlasan. Kata-kata yang keluar dari bibirmu adalah sebuah kejujuran.
Layaknya sesosok wanita yang indah, kamu hadirkan cinta di setiap langkahmu. Kamu hadirkan sebuah kebahagiaan untukku. Kamu bisa menutupi apa yang menjadi kekuranganku. Kau bisa membuat tawa di setiap tangisku. Kamu bisa membuat senyum di setiap kesalku. Aku rindu sesosok bidadari dalam hatiku.
Listiyani Dewi, tidak ada kata yang bisa aku ucapkan selain kata indah indah dan indah, kau telah ajarkan aku bahagia, serta kau telah ajarkan aku derita. Setiap apa yang kamu lakukan adalah murni dari dalam hatimu. Tidak aada kata dusta yang ernah kamu ucapkan. Semua kejujuran adalah nyata, itu lah dirimu Listiyani Dewi.
Kesempatan ini aku sempatkan menulis cerita dari sebagian kebersamaan kita. Aku harus mengingat bagian-bagiannya sekalipun itu harus membuka album hati aku yang lama. Sekalipun itu sedih, sekalipun itu sulit. Aku akan berusaha menulis sebaik-baiknya. cerita aku ini akan aku tulis dengan namamu yang selalu ada dalam hati aku. Yang sudah mempunyai tempat tersendiri dalam hati ini. Yang memiliki sebagian perasaan cinta ini. Disini didalam relung hatiku yang terdalam agar tidak ada siapapun yang mengetahuinya. Agar selalu menjadi sebuah ruang tersendiri yang akan aku datangi setiap harinya. Yaa, di dalam hatiku.
Berawal saat pertama aku lihat kamu, aku mengira kamu itu anak manja, anak mamah yang semuanya bisa diperoleh dengan mudah. Maka dari itu tidak ada sedikitpun rasa ingin tahu tentang kamu. Bahkan aku tidak peduli sama kamu ataupun temen-temen kamu.
Ini adalah semester pertama dan pertama kalinya aku meginjak kampus dan kuliah di kampus ini. Semuanya serba baru, temen baru, suasana baru, apalagi ilmu yang didapet juga baru. Pagi itu aku masuk kuliah. Aku dapet kelas 1DA04, seperti yang aku duga. Kelas akuntansi pasti anak lelakinya sedikit. Dan itu benar. Perkenalanku untuk pertama kalinya yaitu dengan ikhsan, nameta, Andrianto. Mereka baik, untuk kenalan dengan teman-teman wanita memang agak cukup lama. Karena memang aku orang yang tertutup sulit untuk bergaul dengan orang lain. Bukan karena pilih-pilih teman tapi memang seperti itulah aku.
Hari demi hari tidak berasa aku lewati di tempat yang mempertemukan kita ini. Perlahan tapi pasti aku sudah banyak mengenal teman baik lelaki maupun wanita. Bahkan aku mulai mengel kamu dengan teman-teman kamu. Vivin, Ebie  dan kamu. Meraka sangat baik. Bahkan yang membuat aku senang adalah mereka begitu baik terhadapku, bahkan ketika aku membawa masakan hasil buatanku mereka menyukai makanan buatanku itu. Oiya aku memang sedikit bisa masak. Karena sebenernya aku ingin meneruskan untuk sekolah koki. Tetapi dengan kondisi keuangan keluarga yang seperti ini keinginan aku ga bisa diwujutin. Begitu juga keinginan ibuku yang tidak ingin aku untuk sekolah jauh dari rumah
Aku semakin dekat dengan teman-teman kamu, sama kamu juga aku sudah mulai biasa ngobrol. Kamu memang cantik tapi tidak pernah terlintas kepikiran bisa pacaran dengan kamu. Malah Ebie yang sengaja deketin aku. Tetapi aku agak takut sama ebie karena Ebie agresif banget. Ebie memang cantik tetapi dengan tingkahnya yang seperti itu membuat aku sedikit takut.
Lama kelamaan aku semakin akrab mengobrol sama kamu. Setelah itu aku baru tahu kamu itu orangnya beda sama temen-temen kamu yang lain, kamu sedikit agak kalem. Pokoknya beda aja kalo ngobrol sama kamu.
Setelah aku tahu kamu adalah sosok gadis yang kuat. Lahir dari ayah yang tega meninggalkan kamu ketika kamu masih kecil. Dan tinggal bersama ibumu yang seoang diri. Kamu mempunyai Ibu yang luar biasa. Baik dalam bekerja, maupun dalam mengurusmu seorang diri. Kamu tinggal bersama ibumu di jakarta. Tempat yang belum pernah sama sekali aku jamah seorang diri. Banyak cerita dari kehidupan kamu yang mungkin aku tidak bisa jelaskan. Karna mungkin hanya kamu yang mau menyimpannya sendiri dalam kenanganmu. Tapi yang aku tahu kamu dan ibumu adalah orang yang hebat. Dengan kesederhanaan kamu. Kamu menjadi sosok yang mandiri dan dewasa, meskipun harus diajarkan terlebih dahulu.
Setelah waktu demi waktu berjalan Pertemanan semakin akrab. Hingga dibagikannya sebuah HP dari kampus. Handphone yang unik yang mempunyai antena. Dari sinilah kamu sering banget sms atau telpon aku, tidak tahu bwt nanyain pelajaran ataupun Cuma sekedar iseng ingin mengobrol. Tapi yang pasti, aku suka dengan kejadian-kejadian itu, apalagi kalo kamu telpon buat bangun tidur.
Ketika mau ujian kamu selalu telpon aku malam sebelum ujian Tanya ini dan Tanya itu. Tetapi itu juga membantu aku dalam belajar. Aku jadi semangat belajar aku jadi ngerti semua pelajaran kuliah. Hingga akhirnya hasilnya pun memuaskan aku dapet IPK 3.44. dan yang mengejutkan lagi kamu jiga mendapatkan IPK yang sama. Subhanallah. Mungkin kita jodoh. Hehehehe.
Listiyani Dewi, banyak hal yang telah kamu pelajari dari kehidupan kampus itu, bahwa sebenarnya kehidupan nyata telah menanti kamu di depan. Tapi yang aku tahu kamu bisa melewatinya, kamu bisa mengalahkan pelajaran kehidupan yang sebenarnya.
Tetapi dari situ kamu mulai dijauhin sama temen-temen kamu. Kamu terlalu aktif, kamu terlalu easygoing terhdap semua temen lelaki. Hingga temen wanita kamu banyak yang tidak suka. Sikap kamu memang baik sangat baik. Tetapi kamu salah dalam mengaplikasikannya. Vivin mulai membencimu lantaran kamu terlalu akrab dengan pacarnya Giring. Dia bener-bener sangat membencimu. Bahkan tidak mau menyapa atau menegormu. Kamu menangis, kamu kamu bersedih. Aku tau apa yang kamu rasakan. Aku tau apa yang kamu butuhkan.
Kamu semakin jauh dengan teman-teman yang dulu pertama kali kamu kenal hingga akhirnya kamu mendapatkan teman yang sampai sekarang masih baik sama kamu, anggun, bada, Ayu, Tata, Ichsan. Mereka setia sama kamu. Dari sana juga aku mulai dekat sama kamu. Oiya Tata ternyata suka sama kamu . keliatan kuq dari sikapnya. Sangat  terlalu mencolok banget Tata suka sama kamu. Temen yang satu ini memang agak gokil.
Tri Anggun mulyati, teman mu yang ini, punya pembawaan sifat yang sangat dewasa, dia bisa dikatakan yang paling perfikir dewasa walau sesekali agak salah dalam bertindak dan kalian harus menegurnya terlebih dahulu. Tetapi dalam setiap perkataan Anggun adalah sosok wanita dan calon ibu yang baik. Ia bijak dalm bersikap.
Anggun tinggal di Pondok Pekayon indah Jl. Palem barat Blok CC No 1 RT 05 RW 16, Kel Pekayon Jaya Kec Bekasi Selatan 17148. Ia tinggal bersama ibunya, ayahnya meninggal ketika ia sedang menempuh bangku kuliah. Anggun adalah wanita yang tegar. Selalu sabar, dan perpisahannya pula dengan ayahnya yang membuat ia semakin dewasa dlam bertindak.
Ibunya Anggun setiap harinya menjual nasi uduk di depan rumahnya. Aku pernah mencicipi masakan dan nasi uduk buatan ibunya Anggun. Dan rasanya luar biasa enak. Dan yang pasti setiap makan disana selalu gratis hehehe. Ada suatu cerita ketika aku dan Anggun satu kelompok dalam kelompok dana bergulirdi kampus. Bahkan satu kelompok juga dengan temanmu yang sangat memusuhimu. Aku mengetahui bahwa Anggun memiliki sifat keibuan yang sangat baik ketika aku dan dia belanja untuk kebutuhan kelompok dana bergulir kami. Kami belanja dipasar pekayon. Aku ikut dengan dia untuk memnbawa belanjaan yang sudah dibeli. Cukup Anggun saja yang tawar menawar harga. Dari kejadian itu aku selalu memanggil Anggun dengan sebutan mamah anggun. Pesanku untuk anggun selamat atas kehidupan baru Anggun dengan suaminya. Semoga anaknya kelak menjadi anak yang sholeh dan sholeha.
Wardhatul Jannah. Biasa dipanggil Bada. Temanmu yang satu ini. Sangat baik terhadapmu. Sekalipun dulu pernah tidak saling sapa terhadapmu. Tapi dalam hatinya dia sangat baik terhadap sesama.
Bada tinggal di Pondok kelapa Selatan RT 009 RW 012, Kelurahan pondok kelapa, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, 13450. Dia adalah anak Jakarta asli. Bisa dibilang pribumi. Tinggal bersama ibu dan kakaknya, ia tumbuh menjadi pribadi yang manja. Maklum dia adalah anak bontot.
Bada pernah merasakan kesedihan yang sangat medalam ketika ayang yang sangat ia cintai harus cepat pergi meninggalkan dia. Ayang yang mungkin sesalu menjadi panutannya, yang selau sayang terhadap keluarganya. Tidak jarang Bada selalu menagis ketika ia ingat akan sosok pahlawan keluarganya yaitu ayahnya. Aku tau rasanya kehilangan seperti itu setelah aku juga merasakan kehilangan orang yang aku sayangi.
Dalam kesehariannya Bada selalu dijaga oleh kakaknya. Ya , kakak yang selalu melindungi adik-adiknya. Karena ketika sang ayah atau penanggung jawab keluarga sudah tiada, sosok kakak lah yang akan selalu melindungi keluarganya walaupun mungkin terkadang masih salah dalam menganmbil keputusan, tapi itulah seorang kakak. Ia sangat bertanggung jawab. Selalu khawatir akan keadaan adik-adiknya dimanapun ia berada.
Seorang kakak yang sangat bertanggung jawab. Seandainya saja aku bisa menjadi seperti kakaknya Bada. Itulah harapanku. Harapan yang sekarang sedang aku capai. Tujuanku hanya satu, agar aku bias menghidupi adik-adikku. Agar mereka tidak merasa kekurangan dalam kesendirian mereka, dalam keyatiman mereka. Dalam kerinduan akan sosok seorang ibu dan ayah mereka. Yaa, akulah panutan mereka sekarang. Harus menjadi yang lebih baik, harus menjadi yang paling bijak. Bahkan dalam kesendirianku, dalam kerinduanku akan kasih sayang orang tua juga. Aku harus menjadi penanggung jawab dalam waktu yang aku belum siap, waktu yang begitu cepat.
Rahayu,
Biasa dipanggil ayu nama yang singkat tapi memiliki makna yang bagus. Memiliki arti keindahan, kecantikan dan semua hal yang tak lekat oleh kebaikan. Mungkin itu yang diharapkan oleh kedua orang tua nya ketika ia dilahirkan. Ayu lahir dari lingkungan etnis sunda yang kental. Tinggal di Bantar Gebang Jl, Yayasan Nurul Huda, Bantargebang Bekasi, 17151. Kedua orang tuanya mempunyai jiwa pembisnis. Ayah nya yang mempunya toko elektronik di pasar Bantargebang yang bernama Sunda Jaya Electronic. Aku sempat mengobrol dengan ayahnya ayu ketika aku berkunjung kerumahnya bersamamu. Ayahnya sangat baik. Yang pasti ayahnya sangat begitu kocak. Tapi dalam kekocakannya itu aku tau ayahnya ayu orang yang sangat bertanggung jawab. Pernah ayahnya ayu memberi wejangan nasehat. “hidup itu harus jujur. Gimanapun juga keadaannya, sekalipun kita dalam kesusahan jujur itu kunci dalam kesuksesan hidu”. Ayahnya ayu pernah bercerita bagaimana ia membangun usahanya dari nol. Ketika ayahnya ditawari produk elektronik untuk dijual tanpa dia harus membayar terlebih dahulu belanjaan elektroniknya, atau biasa dikatakan pesan terlebih dahulu bayar belakangan. Kenapa bisa demikian. Yaa, ayahnya Ayu hanya memberi satu jawaban, kejujuran. Kenapa?, karena orang memberi mandat tersebut sudah percaya betul sama ayahnya Ayu. Sehingga orang tersebut berani melakukan hal tersebut.  Sehingga dengan kejujurannya Alhamdulillah keluarga Ayu bisa dikatakan sudah kecukupan. Mempunyai rumah yang besar dan pekarangan yang luas.
Ayu sekarang sudah bekeluarga, sama seperti Anggun, ia menikah dengan temanku Tata, hehehe, selamat ya TA. Permintaan maapku mungkin tidak akan cukup karena aku tidak hadir dalam kebahagiaanmu, banyak alasan yang terjadi mengapa aku tidak bisa datang dalam acara tersebut. Bukannya aku tidak peduli terhadap kebahagiaan kalian. aku hanya butuh waktu untuk melewati bahkan untuk menginjakan kakiku di tempat yang dulu pernah aku lalu bersama dia. Aku trauma dengan kejadian itu. Dimana aku benar-benar tidak ingin mengngatnya lagi. Padahal kalian sangat baik terhadpku. Bahkan disaat terakhir hari dimana ibuku masih ada Cuma kalian berdualah yang masih bisa mnegunjungi ibuku dengan keadaannya yang sudah susah payah. Ya, Aku memang lelaki pencundang. Bahkan untuk hal seperti itu pun aku harus dikalahkan oleh rasa takutku. Yang ingin aku sampaikan hanyalah permintaan maap kepada kalian teman-teman terbaikku.
*******
Tidak berasa hari- hari sudah kita lewati di perkuliahan. Setiap hari kamu pasti sms atau telpon aku. Ga pernah absen. Dari sana rasa ingin memilikimu muncul dalam hatiku. Tapi aku agak ragu. Aku yang biasa saja, bahkan dari kampung pinggiran jakarta, bahkan dari pingiran Bekasi bisa memilikimu yang cantik, yang baik, dan yang terbaik. Tetapi aku laki-laki. Aku tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya. Yaa yang kedua kalinya, dalam ceritaku yang lain yang mungkin pernah aku ceritakan kapadamu. Hingga akhirnya aku beranikan diri buat ngajak kamu nonton. Dan ternyata kamu mau. Aku lupa nonton apa itu. Yang pasti di Bekasi Square. Selesai nonton aku beliin kamu coklat. Hari itu aku ngerasa seneng banget. Tapi aku ga tau perasaan kamu gimana ke aku. Aku hanya berharap kamu suka sama aku.
Selang satu minggu kemudian kita memang benar-benar deket. Aku pikir untuk beraniin diri untuk menyatkan perasaanku ke kamu. Pertama aku Tanya dulu ke kamu lewat sms. Boleh ga kalo aku sayang sama kamu. Terus apa yang kamu jawab? Boleh-boleh aja kan ga ada yang ngelarang. Hati aku serasa terbang, ga tau harus bilang apa. Aku bahkan berasa mimpi, dan tidak mau untuk bangun dari mimpi itu, tapi ini adalah kenyataan dan itu benar kamu memberiku sedikit cahaya hati, ya cahaya cinta dan kasih sayang yang akan membawaku dalam kebahagiaan yang sempurna.
          Tapi dalam diri aku, aku pengen ngomong secara langsung. Tidak hanya melalui sms. Aku hanya ingin mendengar kata itu langsung dari kamu. Kata “yaa” yang mengisayratkan kalo kamu akan menjadi seseorang yang mengisi kekosongan di hatiku.  Makanya aku bilang besok setelah pulang kampus tunggu aku dulu. Jangan pulang dulu. Aku pengen ngomong. Kalo kamu pengen tau semalamen aku ga bisa tidur. Bingung mau ngomong apa besok. Akhirnya aku temuin serangkaian kata yang mungkin agak norak tapi bermakna.
Hari yang ditunggupun tiba, aku belajar di kelas kamu dateng terlambat. Aku melihat kamu dan kamu melihat aku. Tapi Cuma diem-dieman aja. Dekdekan rasanya nunggu pulang. Waktu terasa berjalan lama. Pikiran semakin kacau. Antara rasa takut, senang, penasaran. Waktu yang kutunggu-tunggu serasa lama sekali datangnya. Entahapa yang ada di benakku dan pikiranmua aku tidak tahu.
Jam pulang pun sudah tiba. Kamu berkemas mau pulang seolah ga terjadi apa-apa semalam. Tapi aku langsung nyamperin kamu. Aku bilang jangan pulang dulu yaah. Nanti aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu
Dipintu masuk belakang kampus kemang. Aku duduk nunggu kamu. Dan akhirnya kamu datang, makin panas dingin badan ini. Kamu bilang. Mau ngomong apa? Aku jawab soal omongan semalem aku boleh ga jadi seseorang mengisi kekosongan di hati kamu????????????????????/
Dan kamu jawab. Eeeeeemmmmmmmm boleeh ga yaaaaaah? Yaudaaa boleh deeeh. Dalam pikiran aku kuq kaya nawar di pasar yaaah. Tapi gapaa kamu uda terima aku, cinta aku,. Yang pasti aku bahagia banget.











CIKARANG RAWAMANGUN

PERJALANAN CINTA YANG SANGAT INDAH BAHKAN SULIT UNTUK DILUPAKAN








Banyak cerita yang terjadi antara Cikarang dan Rawamangun. Tidak hanya puisi Chairil Anwar saja yaitu Karawang Bekasi. Tetapi akan aku ceritakan dengan judul Cikarang Rawamangun. Dalam cerita ini adalah kisah perjalanan cinta kita yang penuh dengan kesenangan, kesedihan, kebersamaan. dari yang tadinya aku gaptek Jakarta, sampai aku mahir Jakarta. Mungkin itu bahasa yang agak aneh menurut semua orang, tapi memeng kenyataannya seperti itu. Aku menulis cerita ini dengan sejujur-jujurnya.
Berawal ketika  pertama kalinya kamu minta akau untuk anterin kamu pulang ke rumah. Karena di rumah kamu lagi ada yang hajatan. Tapi kondisi badan aku lagi kurangbaik. Aku ga berani bilang sama kamu.aku takut kamu malah ga enak hati kalo di anterin pualng. Kita makan terlebih dahulu sebelum pulang. Ga tau kenapa aku ga nafsu makan.  Makanan yang aku makan serasa hambar. Akhirnya akupun sampai di gank rumah kamu. Di sana aku pamit sama kamu. Di perjalanan aku bener-bener ga kuat. Kaya mau pingsan. Tapi aku harus kuat. Masa baru pertama nganterin udah loyo. Sesampainya di rumah aku usahan untuk bisa tidur tapi rasanya badan ini bener-bener sakit. Malam itu aku tidak bisa tidur. Sampai pagi menjelang aku minta ibu ku untuk mengantarku berobat. Yaa benar aku sakit typus.  Aku harus istirahat.
Hari demi hari aku laluin sama kamu. Sikap semena-mena kamu udah mulai muncul aku seperti ga di angep pacar kamu. Aku salah sedikit kamu minta udahan. Apa kamu ga sayang sama aku?. Aku tulus sayang sama kamu. Tapi sikap kamu ga mau berubah. Tetep kalo ada masalah mintanya putus.  Bahkan pada malam tahun baru 2010 kamu terus terang bilang sama Anggun kalo kamu ga terlalu sayang sama aku. Aku sakit kamu bilang kaya gitu. Aku sedih kamu bilang kaya gitu. Tapi aku ga mau nyerah. Sampai terbesit akhirnya hati kamu benar-benar sayang sama aku. Sekalipun kamu tau kita harus ngelakuin apa.
Cikarang Rawamangun. Aku ingin selalu bersama kamu. Aku ingin selalu mengantarkanmu pulang. Tapi bukan dari segi itu juga aku mengantrkanmu pulang. Aku juga ingin membantu ekonomi kamu. Biar kamu ga ngongkos saat pulang. Biar ongkos itu kamu save untuk tabungan kamu. Itu alasan aku mengapa aku ingin selalu nganterin kamu pulang. Selain ingin tetep sama kamu. Aku ingin membantu kamu.
Cikarang Rawamangun. Kita jelajahi jalan-jalan menuju rumahmu. Dari yang jauh, yang macet, yang sepi, dan yang menyenangkan. Hingga akhirnya kita temukan jalan yang menurut kita menyenangkan.. JB jalan baruu. Menyusuri jalan kereta trus hingga akhirnya sampai di klender yang dekat dengan Rawamangun. Kita selalu berpetualang dengan motor cantikku. Vario ping yang menjadi saksi sejarah terciptanya cerita Cikarang Rawamangun.
Kamu mengenalkan aku dengan ibumu. Di sambut baik dengan ibumu. Dengan selalu dimasakin apapun yang ada di dirumahmu. Sebenarnya aku ga mau ngerepotin ibu kamu. Tapi kamu sesalu memaksa. Tapi memang aku akui bahwa masakan ibu kamu enak.. kalo kata aku mama kamu masak itu ga pelit bumbu. Jadi masakannya luarbiasa enak.
Permusuhan di antrana teman-teman kamu.
Sudah berjalan 3 semester, hubungan kamu dengan temankamu yang bernama Vivin semakin memburuk. Ga tau kenapa di kesel selalu sama kamu. Apa karena kamu terlalu deket sama pacarnya yaitu Giring. Dia begitu marah sama kamu. Bener-bener  marah. Aku ga nyangka yang dulunya temen deket kamu jadi seperti itu.  Dari kejadian itu banyak pelajaran yang aku ajarkan kepada kamu. Bagaimana bersikap sabar, bagaimana menghadapi amarah, kalo kamu tau sikap kamu itu terlihat angkuh,. Apa yang ada di benak aku? Aku harus rubah semua sikap kamu. Dari berbicara sama orang, semua harus dirubah. Cuma kamu yang bisa rasain perubahan sikap kamu. Kebaikan hati kamu sudah menjadi lebih baik.
Aku bantu kamu dengan mengajarkan kamu untuk berjualan sekalipun aku memeng tidak terjun langsung dalam berjualan tersebut. Akhirnya kita berjualan aksesories laptop sekalipun kita ga punya laptop. Ngenes memang hidup kita, tapi aku seneng kita jalaninnya berdua. Ada kamu ada aku. Sampai kita bermimpi punya rumah ketika kita kerja nanti.   
Sekali lagi pintu rizki terbuka buat kita berdua. Kita mencoba melamar jadi asisten lab. Dengan modal dan niat serta dorongan dari kamu akhirnya ku mau ikut tesnya. Kita berjuang walaupun sepertinya hanya ada sedikit harapan. Kenapa demikian? Kare sainan kita banyak. Tapi Allah berkata lain, Akhirnya kita berdua di terima di satu lab yang sama Laboratorium Lanjut B (perpajakan). Disana kita mulai dengan teman yang baru. Ada ka Sita, Asta dan masih banyak lagi yang lain. Kehidupan baru itu muncul bersama anak-anak lab. Rumah kedua buat kita.
Seiringnya waktu aku mulai lebih mengenal keluarga kamu. Begitu juga kamu terhadap keluarga aku. Mama aku suka sama kamu. Dia care sama kamu. Dia baik sama kamu. Apa kamu tau kalo dia selalu nanyain keadaan kamu di kampus?. Dia selalu menanyakan kenapa kamu jarang sekali main kerumah lagi. Dia sayang sama kamu lis. Dia udah anggap kamu salah satu anaknya. Bahkan ketika kamu ada masalah dengan kondisi bayaran kuliah kamu. Apa yang di ucapkan. Di alangsung mau bayarin uang kuliah kamu. Tapi aku selalu memberitahunya kalo kamu pasti nolak. Tapi kamu tau, gimana sifat mama aku? Yaa sifat dia sama kaya kamu. Keras kepala. Kalo dia mau bantu orang dia pasti bantu. Tapi aku bilang Lilis pasti nolak mah. Mendingan nanti iki yang bilang baik-baik ke dia.
Begitu juga mama kamu. Aku tau dia baik sama aku, tetapi hanya saja mama kamu itu pendiam. Mba tri begitu baik sama aku. Anak-anaknya  juga Revan dan Davi. Aku akan selalu kangen sama kalian berdua. Semoga jadi anak yang sholeh. Berbakti sama kedua orang tua kalian. Amiin.
Banyak hal yang kita laluin ketika kuliah manis pahitnya pacaran kita uda rasain bersama. Aku masih inget ketika kamu mau menyusun LKP. Kamu bingung mau mulainya dari mana. kamu selalu ngeluh ke aku. Kalo kamu belum buat sama sekali LKP kamu. Aku kepengen kita lulus bareng-bareng. Makanya kau bantu kamu buat ngawalin pembuatan LKP. Aku bantu kamu kalimat demi kalimat, kata demi kata. Himgga akhirnya banyak yang aspirasi aku yang aku bubuhkan di LKP kamu. Sampai akhirnya LKP kamu selesai.
Tepat dihari kita akan melakukan sidang LKP. Aku berangkat dari rumah pukul 5 pagi, setelah selesai sholat shubuh, dalam doa ku, aku selalu meminta kebaikan-kebaikan untukmu. Tidak lupa untuk meminta kepada sang khaliq untuk dimudahkan dalam sidang LKP kita hari ini. Tidak lupa sebelum berangkat aku meminta doa restu kepada ibuku. Sekalipun ayahku tidak ada di rumah. Sebelumnya aku sudah menelponya untuk meminta doa dan doa restunya. Setelah semuanya sudah siap aku langsung berangkat menuju rumahmu. Menjemputmu di rumahmu. Tepat pukul 7 pagi aku sudah sampai di rumahmu. Disana aku lihat kamu sudah siap untuk berangkat. Tidak lupa aku meminta restu dan doa kepada ibumu agar dimudahkan dalam sidang hari ini. Kita kemudian langsung bergegas untuk menuju kampus.
Dikampus kita, sudah banyak sekali mahasiswa yang akan melakukan sidang. Wajah mereka terlihat harap-harap cemas. Ada perasaan takut pada diri kita. apakah kita bisa melewati sidang hari ini. Aku selalu melihat kepadamu. Kamu terlihat tegang menghadapi sidang hari ini. Tapi aku selalu mengatakan ke kamu kalo ini kita bakalan bisa lulus. Kamu harus percaya . doa mamah kita sudah ada sama Allah. Pasti dikabulin.
Selesai sidang kamu nangis ke aku. Kalo dosen penguji kamu bener-bener jatuhin kamu di waktu sidang dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit kamu jawab. Tapi aku tetep yakinin kamu kalo kita pasti lulus bareng. Pengumumanpun di lakukan. Semua yang ada di ruangan lulus tanpa terkecuali. Kamu nangis di depan aku. Aku genggam tangan kamu. Aku bilang kamu berhasil, kamu lulus, kamu jangan nangis lagi. Kamu bisa kan. Hanya itu yang bisa aku sampaikan untuk kamu. Aku seneng udah bisa bantu kamu sampai kamu lulus. Listiyani Dewi akhirnya lulus, dengan perjuangan kuliah yang bener-bener berat. Cobaan yang kamu laluin ketika kamu kuliah buat kamu semkin kuat dalam ngejalanin hidup kamu. Dengan ekonomi yang kurang kamu bisa lulus kuliah. Kamu udah bikin mama kamu bangga. Itu yng selalu kamu omongin ke aku. Kamu selalu bilang sekalipun mama Cuma tukang cuci, aku mau buat mama bangga. Kamu memeng luarbiasa lis, bahkan aku bangga pernah menjadi bagian dari kehidupan kamu.  
Wisuda
Sebelum wisuda banyat hal yang kita cari. Dari kebaya. Setelan jas,pokoknya banyak. Waktu itu kamu belum punya uang buat beli kebaya. Tapi aku yakinin kamu. Pasti nanti dapet kebaya. Mau kebaya kaya gimanapun kamu tetep cantik. Dan akhirnya bener kamu dapet kebaya hasil beli di pasar Kranji. Dengan kebaya merah delima itu kamu akan terlihat cantik. Dan aku ga bohong, ketika wisuda kamu terlihat cantik.
Kamu dateng wisuda telat, aku khwatir kamu ga dateng. Aku selalu mikirin kamu. Kamu naik apa ketempat wisuda. Sama siapa. Dan yang ditunggupun datang. Kamu cantik. Dengan dandanan kamu seperti itu dalam hati aku sambil berdoa. Ya Allah aku mau dia jadi istri ku kelak. Dia cantik, dia manis. Kamu tersenyum kepada ku. Aku masih inget semyuman kamu. Seakan kamu malu dengan dandannan kamu kepada aku. Sayangnya duduk kita jauh. Aku hanya bisa memandangmu.
Selesai wisuda disanalah untuk pertama kalinya kedua keluarga kita bertemu. Mama aku sama mama kamu. Kita foto bareng. Masih aku simpan foto itu. Disana aku kepikiran kamu ga ada foto wisuda sama keluarga kamu. Tapi kamu tetp sabar. Kamu tetep senyum, ga ada beban. Waktunya pulang dari tempat wisuda. Kamu pulang mau naik taksi tapi tempatnya jauh uda gitu mau ujan. Akhirnya mama aku tanyain ke aku. Listy suruh bareng aja. Akhirnya aku telpon kamu. Aku ajak kamu bareng pulang dengan aku bersama keluarga kamu.
Listiyani Dewi, banyak hal yang kamu pelajari ketika kuliah selain mata kuliah, arti ketulusanmu benar-benar membantu setiap orang yang pernah kau bantu. Tetapi sikap kamu yang terlalu baik banyak orang yang iri terhadap kamu. Kamu dimusuhi, di hujat bahkan kamu di caci, tetapi kamu tetap tegar.  Tugasmu hanya satu lulus kuliah. Terbukti dengan prestasi yang kamu raih saat itu. Nilai IPK kamu adalah yang paling tinggi.
Listiyani Dewi, ketika kita berpacaran sudah banyak pelajaran yang kita petik, jangan terlalu baik sama orang itu adalah pesan aku kepada kamu. Sikap manja mu perlahan berubah menjadi mandiri. Sikap takut kamu perlahan berubah menjadi pemberani. Sudah tidak ada lagi sikap ketergantungan mu terhadap seseorang. Kamu wanita hebat yang pernah aku kenal,
Listiyani Dewi, kita asisten lab, kita bisa cari uang, kita bisa banyak belajar, kita bisa mengenal banyak orang.














PERGINYA BIDADARI










Seharusnya dari awal aku sudah sadar bahwa sesungguhnya kamu menerima ku dengan banyak keraguan. Dengan sikap semena-menamu terhadapku. Aku relakan semua kehidupan ku , waktu bermainku, dan waktu istirahatku. Sikapmu yang selalu menginginkan kita selesai berhubungan, padahal belum terhitung oleh bulan ataupun tahun. Setiap aku berbuat kesalahan kecil kamu selalu menginginkan berakhirnya hubungan kita. tapi lambat laun kamu semakin dewasa. Kamu semakin banyak belajar untuk menghargai orang lain. Begitupun terhadapku, kamu semakin merasa nyaman, bahkan takut akan kehilanganku.
Tapi itu dulu. Semenjak ibuku jatuh sakit, kita memang jarang sekali bertemu. Satu atau dua kali dalam sebulan itu sudah menjadi keberuntunganku untuk bertemu denganmu. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dengan ayah yang sudah jarang pulang. Aku yang sewaktu itu baru beberapa bulan bekerja, dengan upah dua setengah juta rupiah. Harus menghidupi keluargaku sendirian. Aku mengurusi ibuku yang sedang sakit. Memandikannya, menyiapkan makannya, mengurusi urusan-urusannya.
Semenjak kita lulus kuliah. Bertemuan kita memeng sangat jarang. Kita sama-sama sibuk. Meniti karir dari nol, menghadapi kerasnyambah persaingan dunia kerja. Ditambah hari libur kerja kamu yang tidak menentu. Lantaran kamu bekerja untuk publik. Setiap pertemuan kita habiskan dengan temu kangen. Tidak ingin rasanya aku berpisah denganmu lagi ketika pertemuan itu. Ingin rasanya aku terus bersama kamu. Menjalani hidup berdua dalam ikatan cinta nya Allah, tapi aku sadar aku belum punya modal. Dengan kondisi keluarga aku yang seperti itu. Mau bagaimana aku menghidupi kamu kelak.
Kamu mungkin merasa jenus saat itu, yang tadinya kita selalu bertemu ketika kuliah. Kini untuk bertemu, kita harus benar-benar mengatur waktu. Aku tahu mengenai kamu. Kamu tidak suka sendirian. Kamu harus selalu bersama. Kamu mulai merasa jenuh dengan perjalannan kita. Perjalanan yang baru akan dimulai. Kita akan mengarungi sebuah samudra. Kita akan berlayar menuju kebahagiaan. Aku sudah siapkan perahu kecil kita. Tapi ada sedikit keraguan dalam hatimu. Kamu mlah memutuskan untuk tidak berlayar denganku. Kamu turun dari perahuku. Dan kamu kamu memilih untuk berlayar dengan orang lain.
Dalam setiap keputusan yang aku ambil aku harus memutuskannya sendiri. Dalam setiap curhatanku kepada kamu. Kamu selalu menganggapnya kecil. Kamu seolah tidak mau tau dengan urusan keluargaku. Hingga akhirnya aku harus diam.
19 April 2014.
Mama aku yang sedang sakit selalu menanyakan perihal kabar tenteng kamu. Dari seminggu sebelumnya ia ingin sekali bertemu denganmu. Akhirnya bersamaan dengan libur kerja kamu tepat di tanggal 19 April aku memintamu untukmain kerumah. Aku menjemputmu tepat pukul satu siang. Seperti biasa, aku menunggu kamu selesai merias diri. Hingga satu jam lebih. Jam setengah tiga kita baru berang kat dari rumah kamu. Di tengah perjalanan aku ingat kamu menayakan arti dari “not beautifull but wonderfull”. Aku jawab pertanyaan kamu dan kamu merasa senang sekali mengetahui arti dari kalimat tersebut. Lantas aku menanyakan ada apa kamu menanyakan hal demikian. Kamu menjawab temen statusnya kaya gitu. Tanpa berfikir panjang dan curiga. Aku hanya mengiyakan saja apa kata kamu.
Belum setengah perjalanan cuaca menuju arah rumahku sudah gelap diselimuti awan yang berpotensi hujan. Dan ternyata belum berapa lama aku berpikir demikian. Hujan pun turun dengan intensitas sedang. Kita yang baru sampai di dekat Asrama Haji Bekasi, akhirnya mencari tempat untuk meneduh. Ketika meneduh aku melihat wajah kamu. Kulihat ada sedikit rasa kesaldari raut wajah yang cantik itu. Aku tanyakan ke kamu, tapi kamu bilang tidak ada apa-apa. Tapi aku bisa merasakan kalo kamu itu beda. Ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan. Tapi menepis segala kecurigaanku. Aku coba untuk berfikir positif saja.
Tidak beberapa lama hujan pun segera reda. Tapi langit hitam masih pekat di atas kepala kita. Tapi karena aku tidak mau kemalaman sampai di rumahku. Aku ajak kamu meneruskan perjalanan menuju rumahku. Tapi sayang, baru kita sampai Unisma, hujan deras turun lagi, dan akhirnya kita meneduh de pangkalan ojek perempatan rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur. Ketika meneduh disana kulihat wajahmu masih saja cemberut. Lantaran banyak orang yang meneduh juga. Aku enggan menanyakan perihal tersebut.  Hampir satu jam kita meneduh di tempat itu lantara hujan yang tidak lekas berhenti. Akhirnya aku putuskan apabila hujan masih saja seperti ini aku urungkan mengajakmu untuk ketemu ibuku yang sedang sakit di rumahku. . tapi kamu menolaknya. Dan aku usulkanlagi bagaimana kalo kita ke J3 terlebih dahulu. Ke LAB kita dulu. Karena tempatnya yang searah dengan Rumahku. Kebetulan disana sedang ada Lab. Dan kamu kahirnya mengiyakan. Hujan masih turun. Tapi waktu sudah menunjukan jam 4 sore. Akhirnya ketika hujan mulai reda. Aku mengajakmu utnuk langsung ke J3. Tapi sayang hanya tinggal beberapa ratus meter lagi hujan turun lagi. Hingga akhirnya ketika sampai di J3 kondisi kita agak sedikit basah.
Sesampainya di J3 kita asik mengorol dengan teman-teman yang lain. Aku hanya menonton you tube saja. Selang beberapa lama. Aku kaget kamu tiba-tiba menginginkan perpisahan di antara kita. Entah kamu sedang becanda atau yang lainnya. Wajah mu beda. Kamu seakan mengatakannya dari hatimu. Tapi kau hanya meyakini kamu sedang becanda. Hingga akhirnya kau mengiyakan keinginan kamu.
Sudah agak lama kita di lab. Dan akhirnya kau menanyakanmu apakah kamu masih mau menemui ibuku karena jam sudah menunjukan jam setengah 6. Dan kamu dengan ketus menjawab “ yauda ayoo udah tanggung gini”. Akhirnya kita melanjutka perjalan kita kerumahku. Ketika di perjalanan kamu hanya sibuk dengan hanphonmu. Kamu tidak berpegangan ke padaku ketika naik motor. Sampai akhirnya aku menanyakan ke pada kamu sedang apa kamu. Dari tadi sibuk mein hape. Kamu hanya menjawab tidak ada apa-apa. Baru dari situ kamu berpegangan kapadaku. Tidak memelukku dari belakang. Hanya berpegangan semaumu saja.
Sesampainya dirumah, aku memberitahu ibuku bahwa aku telah membawamu ke rumah. Ibuku yang hanya tergilek lemas di tempat tidur di ruang tamu mencoba bangun. Mencoba menyapa, dengan wajah yang bingung sambil kamu sungkeman dengan ibuku. Dipeluknya dirimu seakan kamu adalah anaknya seddiri. Di terawangi wajahmu seakan ingin selalu mengingatmu. Menangisi karena rasa kangen yang begitu dalam terhadapmu. Seakan rasa rindu terhadap anak perempuan yang sama sekali ia tidak miliki terpecahkan di malam itu. Dengan menemuimu, dengan memelukmu. Dia merasakan kedamaian dihatinya. Dari seminggu yang lalu dia lalu menanyakan kabarmu. Perlahan air mata ibuku mulai terlihat turun dari matanya menuju pipinya. Yaa, iya menangisimu. Seolah itu pertemuan terakhir kalian. setelah moment tersebut ibuku seakan tidak menanyakan apa-apa lagi tenteng dirimu. Ia hanya bisa terdiam, tidak seperti dahulu lagi ketika kamu main kerumah. Ian pasti selalu bertanya- tanya kepadamu. Tidak ada rasa canggung terhadapmu. Seolah ibuku sudah menganggapmu sebagai anaknya. Tapi malam itu dia hanya bisa diam. Tidak ada obrolan darinya. Kecuali hanya menanyakan kabar kamu. Dua orang yang aku sayang. Ada apa dengan kalian.
 Waktu terus berjalan, sudah setengah jam kita ada dirumahku. Kamu masih saja sibuk dengan hape kamu, sibuk dengan BBM mu, aku tanyakan sedang BBM dengan siapa tapi kamu malah mengelak. Bahkan aku tidak di perbolehkan melihat BBM mu, ketika kamu lengah aku coba merebut hape kamu. Tapi seakan kamu tidak ingin melihat isi dari BBm kamu, kamu bersih keras merebutnya kembali. Ada yang aneh dengan kamu. Tdak biasanya, aku tidak ingin ada pertengkarang didekat ibuku hingga akhirnya aku kembalikan lagi hape tersebut kepada kamu. Tapi rasa penasaranku seakan tidak bisa aku tutipi. Akupun menanyakan hal yang sama, kamu sedang BBm sama siapa. Tapi apa yang kamu lakuin?. Kamu malah menghapus semua obrolan kamu di BBM. . hatiku semakin kesal. Lantaran aku tidak ingin ada keributan di dekat ibuku, dan harpun sudah malam, aku mengajakmu untuk pulang, kita pamitan bersama ke ibuku.
Di perjalanan aku masih kesal dengan kelakuan kamu. Kenapa kamu manyembunyikan sesuatu, kamu mulai berbohong. Kamu mengatakan yang kamu BBm adalah mas Yogi gebetannya Dewi, yaa kamu mulai berbohong. Aku semakin kesal hingga motor yang aku kendarai aku pacu dengan kencang. Yaa, ini kesalahan yang aku perbuat, di perjalanan aku masih menanyakan hal yang sama, aku hanya ingin kamu jujur, tapi apa yang kamu kasih jawaban kebohongan kamu lagi. Hingga akhirnya ketiga sampai di stadion bekasi. Aku yang tidak tahu siapa yang kamu BBM. Yang kamu rahasiakan namanya, yang kamu jadikan ia sebagai kebohongan-kebohongan kamu. Aku sebut namanya. Yaa, seolah aku tau namanya, seolah ada yang berbisik kepdaku. P****. Itulah namanya. Aku sebut namanya, tidak tau nama dari mana yang aku dapat. Kamu tercengang. Kamu semakin diam, aku yang semakin kesal memintamu untuk jujur tapi kamu malah berbohong. Kesalahan aku yang kedua adalah menbentakmu. Yaa, membentakmu dimalam itu. Aku yang sudah kepalang kesal akhirnya mengantarmu untuk pulang. Di rumahmu aku hanya diam, aku hanya menanyakan. Kenapa, ada aa dengan kamu?, apa isi dari BBM kamu, tapi kamu hanya bisa menjawab tidak ada apa-apa. Akhirnya aku pinta hape kamu, aku menyuruhmu untuk melanjutkan bbman kamu, tapi kamu menolak seakan kamu marah terhadapku. Seakan rahasiamu diketahui olehku. Akumencoba untuk menanyakan lagi ada apa dengan mu, apa yang kamu bbm sama dia, hingga akhirnya aku rebut hape kamu, aku bbm dia. aku pink dia. dan akhirnya dia menjawab, aku hanya bisa terdiam melihatmu dari hatiku. Dia menjawab dengan nada lembut. Dengan bahasa aku dan kamu, aku jawab lagi, lagi dan lagi. Hingga akhirnya kamu semakin kesal dengan ku lantaran semuanya sudah jelas. Kamu bermain api dibelakngku. Kamu bakar aku dengan apimu. Kamu hancurkan aku dengan kebohonganmu. Kamu kubur aku dengan kemarahanmu. Kamu mengatakan kamu nyaman bila BBM sama dia. kamu nyambung sama dia.  yang lebih menyakitkan lagi sebelum kita bertengkar di kejadan malam itu, kamu dengan teman kamu Azmi, malah ngerumpiin dia di tweter. Seakan tidak mau ketahuan oleh orang lain. Kamu meminta untuk menanyakannya langsung pin dia melalu bbm kamu.
20 April 2014
Hari itu berlalu Kamu memintamu untuk menjauhimu. Kamu ingin sendiri. Namun hati ini tidak bisa menerima begitu saja keinginan kamu. Kamu hanya mengucap ingin sendiri, ingin sendri, dan ingin sendiri. Bahkan ketika aku tanyakan apakah kita putus, kamu malah menjawab, tidak. Kamu hanya ingin sendiri. Kamu malah menggantungkan cinta kita. Dengan ketidakjelasan. Dengan ketidak pastian. Kamu memang baik. Yaaah perbuatan yang seharusnya tidak aku lakukan kepada orang yang aku sayang. Pertengkaran memang selalu sering terjadi antara kita. Ego kita memeng masih terlalu kuat. Ga ada yang mau ngalah. Selama berantem karena ego itu ga masalah. Tetapi aku paling benci kalo  ada yang hianatin cinta kita.
“ jangan pernah pergi dari aku”
Satu kalimat yang mungkin aku selalu ingat. Entah apa maksud dari perkataanmu itu. Lima hari setelah kamu bilang ingin sendiri, kamu memintaku untuk jangan pernah pergi dari kamu. Kamu bilang melalui whatsup kamu. Hati ini semakin bingung. Sbenernya ada apa dengan kamu. Aku memang tidak bisa membohongi diriku sendiri kalo aku juga masih ingin bersamamu. Yaa bersamamu meneruskan cita-cita kita. Memiliki keluarga kecil yang bahagia. Meimiliki rumah dimana akan kita tinggali bersama dengan ibumu. Itu adalah mimipi kita yang mungkin tidak akan terwujud apabila begini jalannya.
Tapi apadaya rasa kangen selalu menyelimuti hati ini. Seakan masih belum terima dengan keputusanmu. pikiran ini semakin kacau tidak karuan. Selalu mimikirkan kamu. Kerjaanku terganggu. Aku tidak konsen untuk bekerja. Sesekali aku mengubungi kamu tapi kamu selalumerijek teleponku. Aku sms kamu, kamu malah marah-marah.
Ada cerita yang mungkin ga harus kita ceritain. Bahkan mungkin cukup hanya kita sama Allah yang tau. Aku menyesal telah ngelakuin itu. Aku meman salah lis, aku memang salah, kamu sudah hukum aku dengan hukuman yang benar. Kamu sudah kasih aku pelajaran yang paling berharga dalam hidup aku. 20 April kamu minta aku untuk tinggalin kamu. Kamu minta untuk sendiri. Dengan alasan yang ga bisa aku terima.
Listiyani Dewi kamu ga pinter untuk berbohong. Kamu orang baik. Ada yang sedang kamu tahan dihati kamu. Ada yang sedang kamu pikirkana di pikiran kamu. Aku tau kamu lagi ga jujur.  Perasaan aku yakin bahwa di balik ini ada orang yang kamu sedang sukai. Lis kamu ga bisa bohong. Kamu orang jujur tetapi kenapa hari itu kamu tidak jujur. Asal kamu tau. Aku mau matipun karena kamu. Aku pengen bunuh diri karena aku bingung harus gimana lagi ngeyakinin kamu kalo aku bener-bener pengn serius sama kamu. Tapi apa yang kamu kasih, kamu ga kasih aku harapan yang pasti. Kamu malah kasih aku hadiah yang paling luarbiasa. 3 minggu setelah kamu bilang pengen sendiri, kamu sudah jalan dan bilang suka samalain dengan cowo lain. Lis hati aku sakit, hati aku sakit.
Aku mencoba bunuh diri. Bahkan aku ga bisa ngelakuin apa-apa lagi. Tetapi kamu tetap dengan pendirian kamu. Aku bahkan berani bersumpah di hadapan rumah Allah, bahkan kamu tidak menggubris sumpahku.  
Listiyani Dewi, meskipun sekarang kita beda. Kamu tetap kamu. Aku tetap aku. Listiyani Dewi, sekarang ada sedikit perasaan yang kamu sembunyikan, aku tau itu. Sesuatu itu aku bisa lihat, bisa aku rasakan. Apakah karena kamu ingin aku berubah. Ataukah kamu benar-benar ingin pergi. Aku tidak tahu. Cuma kamu sama Allah yang tau.
Pesan aku bebasin diri kamu, jangan ada yang disembunyikan, jadilah diri kamu. Kamu yang terbaik, kamu yang terindah, kamu luarbiasa.
Aku bertemu dengan mu bersama lelaki yang sudah menaklukan hatimu lagi. Antara hatiku senang tau pun kecewa. Aku tetap bisa mengantrol emosiku. Disana aku hanya bisa melihat kamu seakan malu untuk menatapku. Di depan mataku kamu bermesraan dengannya. Tidak mempedulikan aku yang ada disampingmu.
Dari sana aku megetahui bagaimana kelakunmu. Aku merasa tenang, aku merasa aku yang menang. Semua sudah jelas, kamu meninggakanku hanya karena seorang lelaki yang baru kamu kenal. Kamu bahkan tidak menghiraukan sakitnya aku dan keluargaku. Kamu yang selalu aku banggakan di hadapan keluargaku. Ternyata seperti itu. Tapi aku senang, semuanya sudah terjawab. Bahkan yang pencipta tidak harus melalu paranara siapapun untuk menyampaikan bagai mana dirimu. Dia langsung menunjukan siapa kamu dihadapanku.
Aku tidak menyalahkanmu karena masalah itu aku semakin kasihan kepada kamu. Alu juga tidak kesal karena kejadian itu. Bahkan aku malah bersyukur. Dalam hatiku tetap masih ada kamu. Menjadi siapapun nantinya kamu dalam kehidupanku.  
Listiyani Dewi, aku Cuma bisa berdoa Cuma nama kamu yang ingin aku ebut ketika ijab kobul nanti, Cuma dengan kamu aku bisa menjalani kehidupan masa depan aku.  Cuma dengan kamu aku ingin menjadi imam rumah ku nanti. Dengan kamu aku ingin berbagi kebahagiaan dan kesusahan aku nanti. Cuma dengan kamu aku ingin berbagi keluh kesah mengenai kehidupan ku. Cuma dengan kamu aku ingin bendapan keturunanku nanti. Biar Allah yang atur semuanya. Amiiin ya robbal alamin.
Listiyani Dewi kalo memang kamu tulang rusuk aku. Allah pasti akan menyatukan kita lagi. Tapi kalo Allah berkehandak lain Allah pasti akan kasih yang terbaik untuk kita. Terima kasih ya Allah sudah hadirkan Listiyani Dewi untuk saya, terimakasih ya Allah sudah pernah hadirkan rasa cinta untuk kami. Terima kasih ya Allah sudah pernah memberi saya bidadari dari surgamu. Terimaksih ya Allah sudah perkenalkan kami keseluruh keluarga kami.
Listiyani Dewi, aku memeng sering buat kesalahan mungkin ini hukuman yang pantas untuk aku. Dijauhin kamu, bahkan kamu tidak menanyakan kabara aku disini gimana. Aku sendirian disini, ngga ada yang temenin perjalanan hidup aku lagi. Aku mendadak menjadi kepala keluarga yang aku ga tau harus mulai dari mana, harus bagaimna,harus seperti apa. Hidup memang tidak bisa di prediksi. Itu sebabnya Allah menciptakan yang seperti itu agar hambanya selalu berpikir positif.
Semoga  kamu bahagia dengan apa yang sudah kamu pilih. Aku Cuma ga mau kamu semakin takut ketika ketemu akau. Tapi aku janji ketika kamu ketemu aku lagi. Kamu akan ketemeu dengan sebaik-baiknya fickri. Aku selalu janji akan memdoakan kamu. Maminta diampunin dosa-dosa kita di masa lalu yang pernah aku ajarkan ke kamu. Aku emank bukan laki-laki baik sekarang. Tapi kedepannya aku janji menjadi laki-laki yang paling baik untuk keluarga aku dan sesama.
          Perlahan kamu buang aku dalam pikiran kamu, perlahan kamu hapus aku dari hati kamu. Perlahan tapi pasti. Tindakan mu sedikit banyak menggores hatiku. Aku merasakan rasanya kehilangan yang amat sangat pedih. Tidak seperti janji-janjimu ketka kamu ingin meninggalkanku. Tidak seperti keinginanmu ketika kamu bersihkeras untuk pergi dari aku.
          Aku tidak merasa marah kepadamu. Aku hanya perfikir bahwa semua ini balasan untuk kelakukanku kepadamu. Aku hanya beryukur bahwa tuhan membalasnya masih didunia ini. Aku tahu ketika kamu hapus semua tentang diriku. Disana masih ada temoat duhatimu untukku. Kamu masih memikirkanku. Karna didalam kebencian banyak mengandung kecintaab yang mendalam, itu yang aku pelajari dari kesendirianku.
          Aku memang pernah salah ketika aku akan bunuh diri ketika kamu meninggalkanku. Tapi satu yang perlu kamu tahu. Sampai saat ini, besok, bahkan masa depan nanti aku selalu mencintaimu. Selalu ada tempat untukmu untuk kembali. Jangan pernah berubah. Jangan pernah membenci yang seharusnya tidak kamu benci. Jangan pernah pergi dari kemyataan yang memang tidak akan pernah bisa pergi dari kehidupanmu. Janjiku hanya satu. Mengiklaskanmu untuk kebahagiaanmu, untuk cintamu, untuk masa depanmu.
















PERGINYA SANG PAHLAWAN KELAURGAKU










20 Mei 2014
Hari dimana aku menjadi piatu. Bahkan bisa dikatan aku menjadi yatim piatu sekalipun aku masih memiliki seorang ayah. Aku akan menceritakan sebelum hari itu terjadi. Dimana seorang pahlawan rumahku. Bahkan seorang yang paling aku sayangi dipanggil sama Allah. Allah ternyata lebih sayang dengan mama. Sehingga ia mengakhiri segala kesulitan yang ada dalam tubuhnya. Yaa mama memang setaun belakangan terkena diabetes. Penyakit yang paling aku takuti. Kondisi mama yang semakin lama semakin memburuk. Badannya jadi kurus. Kekuatannya dan tenaganya semakin berkurang. Bahkan ingatannya tidak begitu baik. Mama mulai pikun. Dia mulai lupa dengan kenangannya beberapa tahun silam. Tapi dia masih ingat betul dengan namamu Listiyani Dewi. Dia menanyakan terus perihal kamu. Bagaimana keadaan kamu. Bagaimana kuliah kamu. Bagaimana kerjaan kamu. Dia menanyakan itu terus.. yang paling membuat aku sedih. Aku harus berbohong sama mama perihal kenapa kamu jarang main kesini. Kerumah aku. Aku hanya bisa memjawab mungkin lilisnya cape kerja mah. Bahkan lilis bisa aja hari minggu itu masuk kerja.
Ibu aku belum bisa membuatmu bangga akan prestasiku. Dalam usiamu yang 42 tahun engkau pergi meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya. Hari itu hari Selasa tanggal 20 Mei 2014. Seakan engkau tidak kuat lagi menahan beban sakit yang kamu derita. Allah memanggimu lebih cepat. Kami semua membawamu ke rumah sakit. Tampa ada uang sepeserpun di dompet aku. untung masih ada wa Kati yang bisa menolong waktu itu. Bahkan rasa laparpun aku belum makan dari siang kemarin. Aku pangku dibuku aku baringkan di pangguanku. Matamu hanya bisa menatap lurus. Dan nafasmu sudah kau ambil sedalam-dalamnya. Aku terus bacakan kalimat syahadat agar kelak ibu bisa mengikuti kalimat yang aku ucapkan. Aku tidak ingin berhenti manatap mata mu ibu. Aku takut ini yang terakhir kalinya aku melihat matamu. Aku seakan ragu apakah ini waktu terakhirmu ibu. Tapi aku selalu menampiknya dari pikiranku.
Sesampainya di rumahsakit. Kamu langsung di tangani pihak rumahsakit. Aku menemanimu di dalam. Menuju ruang administrasi aku daftarkan ibuku. Sedang ibu sudah di urusi oleh perawat dan dokter rumah sakit. Aku takut akan kehilangan orang yang aku cintai lagi. Pikiranku kosong, aku terbengong. Bahkan ketika petugas apotik memanggil nama ibukupun aku harus disadarkan oleh bibiku. Aku yang hanya memakai kaos yang bolong kecil di bagian pundaknya. Rasa kantuk yang menyerang karena semalaman belum tidur juga tidak aku hiraukan. Bahkan rasa lapar yang yang amat sangat tidak aku rasakan. Yang aku hanya bisa pikirkan adalah ibu ibu ibu dan ibu. Hati ini rasanya ingin menjerit. Ingin rasanya aku menangis. Tapi aku sadar aku hanya sendiri.
Hanya ada uang 100 ribu di kantong celanaku. Aku tidak membawa dompet bahkan kartu identitas satupun. Aku kembali ke ruang UGD sambil membawa obat dan alat-alat  lain yang membantu pengobatan ibuku. Tidak berapa lama dokter mananyaiku. Dari kapan ibu ku seperti ini. Aku jawab dengan sejujur-jujurnya. Setelah dokter selesai bertanya. Aku langsung menghampiri ibuku. Di masih dengan keadaan yang seperti tadi. Tidak bisa berbicara. Hanya bisa bergumam saja. Aku semakin takut, ketika para perawat sangat sulit sekali untuk memasangkan infusan ditubuhmu, kenapa, ada apa, apa para perawatnya yang tidak bisa. Aku semakin bingung. Tetapi para bibiku meyuruhku untuk tenang. Aku malah disuruh untuk istirahat sejenak di luar UGD oleh bapak ku. Bibiku juga menyuruhku demikian karena dilihatnya aku kelelahan. Ibu seandainya aku saja yang menggantikan posisimu di sana. Aku rela, aku ikhlas. Aku tidak mau melihatmu jadi seperti itu.
Dengan berat hati aku harus keluar aku harus mengistirahatkan tubuh ku ini. Pesan orang-orang terdekatku aku harus jaga kesehatan biar sehat jagain mamanya. Setelah sampai diluar UGD, aku pun mencari warung makan. Setelah ada tempat makan ternyata di sana sudah ada bibi serta om ku yang lain yang tadi juga mengantarkan ibuku ke rumah sakit. Mereka sedang makan juga di sana. Sambil makan ternyata om ku menemui bapak tukang warung. Mereka berbisik  dibelakangku. Selesai mereka berbisik. Bapak tukang warung itu menghampiriku. Aku pun yang selasei makan di ajak ngobrol oleh bapak tersebut. Dalam obrolan itu seakan dia sudah mengenaliku. Dia menyuruhku untuk sholat dhuhur, setelah itu aku disuruh membaca surat Yasin sebanyak tiga kali balik. Apabila sudah selesai ambil air dengan botol aqua kecil dan kembalilah ke ruang UGD. Usapkan air tersebut di alis mata ibumu, kemudian di tangannya, kemudian di kakinya. Seolah-olah kamu sedang mewudhukan ibu kamu sambil membaca kalimat Alquran “ lailaha ila angta subhanaka inni kuntu minazzolimin “ sebanyak tiga kali juga.
Akupun langsung melaksanakan apa yang disuruh oleh bapak tersebut. Dalam setiap ayat yang aku baca banyak sekali godaaan yang aku hadapi. Dari bunyi hape orang lain. Bahkan hape aku sendiri terus bergetar. Entah apa yang terjadi. Dalam hati ini aku hanya ingin fokus membaca surat yasin tersebut sebanyak tiga kali.
Alhamdulillah, akhirnya selesai juga bacaanku Yaasin. Aku bergegas ke ruang UGD. Sambil membawa air di botol. Aku buka hapeku, ternyata ada 3 panggilan tidak terjawab dari bibiku. Aku semakin cemas kenapa bibiku menelponku.  Sesampainya aku di UGD. Hanya ada bibiku aku tanyakan di mana bapakku bibi hanya menjawab lagi beli makan. Aku usapkan air itu di alis mata ibuku. Kemudian di tangannya. Kemudian di kakinya. Sambil aku bacakan kalimat Al-quran yang tadi diberiyahu oleh bapakwarung. Tepat di telinga kiri dan telinga kanannya. Sambil aku berdoa “Ya Allah jikalau ini memang akhir dari hayat ibuku. Tolong permudahkan jalannya untuk kembali kepadamu. Tapi jikalau kau berkehendak lain dan ingin ibuku sehat. Beri kemudahan jalannya juga”.
Selang beberapa detik aku kaget ibuku seolah ingin menarik nafas panjang seperti orang sesak nafas. Aku pun panic aku langsung memanggil perawat. Kebetulan bibiku juga masuk ke ruang UGD. Melihat aku panic bibiku langsung menemui ibuku. Aku kembali dengan bersama perawat. Bibiku menangis dan menghampiriku dia menangis dipundakku aku tertegun bapak ku baru saja balik dari makan siangnya. Melihat kondisi ibuku yang seperti itu bapakku juga menangis. Aku yang masih terbengong. Dengan pikiran yang tidak tahu kemana. Apa yang terjadi dengan ibuku. Air mata tidak ada yang keluar dari mataku. Aku hanya bisa diam melihat kondisi ibuku yang seperti itu. Nafas yang dia ambil dalam dalam Perlahan mulai menghilang. Dalam tiga tarikan nafas. Aku lihat kaki ibuku sudah membiru. Aku pegang kakinya sudah dingin. Alat deteksi jantung sudah berhenti. Hanya ada garis lurus dengan bunyi nya. Detak jantung ibuku sudah berhenti. Terlihat dari dadanya yang memeng terlihat karena tubuh ibuku yang semakin mengurus. Alat pacu jantung sudah digunakan juga untuk ibuku, Tapi tetap tidak berguna. Allah apa ibuku sudah diambil nyawanya?. Perlahan air mataku mengalir, yaa aku menangis. Aku seakan tidak percaya. aku bersandar di tembok rumahsakit dekat dengan kaki ibuku. Ayahku menangis begitu juga bibi ku. Mereka menangis di pundakku. Berpegangan kuat terhadapku. Seakan pikir mereka aku kuat akan semua ini.  Sudah cukup kehilangan kamu Listiyani Dewi. Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku sayang lagi.
Dokter sudah menetapkan bahwa ibuku sudah meninggal IIN AMBARWATI Pahlawan untuk keluargaku. Ibu yang sangat aku sayangi, ibu yang sangat aku banggakan karena tanggung jawabnya terhadap keluarga ini. Ibuku sudah tiada. Meninggalkanku dari dunia ini. Aku sendiri lagi. Bahkan aku belum bisa membuat ibu bangga akan diriku. Bahkan aku belum memenuhi janjiku untuk membawa mu untuk menemui ibuku. Bahkan rencana untuk melamarmu, menikahimu, belum sempat aku penuhi untuk ibuku. Maapkan aku ibu..  penyesalan, penyesalan hanya ada penyesalan. 

Tanggal 1 Juni 2014, malam ini aku bener-bener kangen sama mama, sama kamu juga. Tapi aku harus belajar bener-bener belajar rasanya kehilangan. Aku selalu memikirkan sedang apa kamu disana, ingetkah kamu sama aku disini. Aku harus tahan rasa rindu ini. Tidak tau sampe kapan, tidak tau akan berakhir atau tidak, aku tidak tau, aku kangen masa-masa kita dulu. Masih banyak mimpi-mimpi yang telah kita buat tetapi belum tercapai. Apa kamu inget itu?. Listiyani Dewi aku disini sendiri, terpaksa dan mau tidak mau menjadi orang tua dari adik adik aku. Aku perlu pendamping. Aku perlu support, bukan keiinginan tapi kebutuhan. Aku selalu yakinin kamu kalo aku bener-bener butuh kamu.bukan untuk hal yang macam-macam, tapi aku butuh kamu untuk jadi penyejuk di hati aku.
Dalam pikiran aku selalu berkata. Aku harus bisa tampa kamu, aku harus bisa tanpa perhatian kamu. Tapi entah apakah Allah yang berkata aku harus sabar, tunggu semua akan indah pada waktunya. Dalam hati kecil aku selalu berkata seperti itu. Selalu ada nama kamu dalam doa aku. Tidak akan pernah lupa aku sebut nama kamu Listiyani Dewi jaga dan ampuni dosa-dosa nya karena aku kamu menjadi seperti itu. Allah ampuni dia, ampuni dia, ampuni dia. Foto terakhir kamu aku titip di AL-Quran yang aku baca setiap hari. Aku titip sama Allah. Biar kamu aman, biar kamu bahagia.
Sekalipun sulit, dan memang benar-benar sulit. Aku tetep tawakal dan berserah diri sama Allah. Lis aku masih sayang sama kamu. Bukan karena apapun. Aku ikhlas sayang sama kamu untuk aku jadikan istri, untuk menjadi ibu dari anak-anak ku. Semata- mata karena Allah. Sekalipun kamu bilang aku lebay. Ini bukan lebay. Ini keseriusan aku sama kamu.
Sepi rasaanya lis. Ketika kamu baca bacaan ini, mungkin aku uda ga ada. Jangan nyesel, ini udah jalannya. Kamu cantik, kamu baik, kamu indah, kamu luarbiasa, kamu segalanya. Sekalipunga didunia. Surga nanti aku akan minta bidadari seperti kamu.
4 Juli 2014. Masih merasa sepi tapi hati sedikit tenang, sekalipun kamu cuekin aku ga bales WA aku. Aku ga tau seberapa bencinya kamu sama aku. Aku Cuma pengen ketemu kamu. Ngobrol manja, ketawa bareng, ledek-ledekan. Aku kangen di cemberutin kamu. Aku kangen sifat manja kamu. Aku kangen semua sifat kamu. Lis, andai ada kesempatan kedua aku bakalan ngehapus semua luka hati kamu, jagain kamu dan ngasih cinta yang bener-bener dan sungguh-sungguh. Aku emang manusia paling bodoh. Yang ngebiarin semua hilang dan tinggalin aku. Aku akan cari sisa-sisa cinta kamu sekalipun udah ga mungkin ada lagi.
Ramandhan sekarang bener-bener luar biasa. Bisa jadiin aku laki- laki yang bertanggung jawab sama keluarga. aku ga mau tagih janji-janji kamu sebelumnya. Biar kamu bahagia sama apa yang kamu pilih. Lis aku pengen kita kaya dulu lagi. Ngejar mimpi-mimpi kita yang sebentar lagi aku capai.
5 Juli 2014, malam ini malam minggu, aku masih di rumah. Terus mikirin kamu. Sedang apa kamu disana. Sama siapa kamu disana.  Kamu pasti senang di sana. Sama pacar baru kamu, senyum kamu aku bisa lihat, senyum bahagia, senyum kebebasan. Ternyata bukan Cuma aku nantinya yang lihat aurat kamu, tapi dia juga. Lihat indahnya senyum kamu, lihat betapa cantiknya kamu. Aku terus mikirin hal itu. Listi disini aku gundah sendirian, ga ada sandaran buat aku cerita, buat aku ngeluh.
Kamu sedikit demi sedikit ngehindar dari aku, kamu bisa nyadarin itu begitu juga aku. Aku coba lupain kamu aku berusaha ikhlasin kamu. Tapi apa yang hati aku bilang. Dia ga bisa di bohongin. Aku Cuma pengen bialng aku kangen sama kamu. Susah seneng uda kita lewatin sama-sama. Aku ga bisa lupain itu. Ucapan selamat tidur kamu, ucapan selamat berbuka puasa dari kamu, aku bener-bener gabisa lupain kamu. Segimanapun kamu suruh aku lupain kamu, aku ga bisa. Aku uda benr- bener sayang dan cinta sama kamu. Aku Cuma pengen kamu nyaman lagi sama aku, bukan sama yang lain. Segimanapun kamu menghindar dari aku. Aku pasti berusaha untuk temuin kamu. Tapi aku ga bisa maksa kamu untuk sayang lagi sama aku. Aku Cuma pengen kamu bahagia. Aku Cuma pengen kamu seneng sama apa yang kamu pilih
Aku pengen ketemu kamu. Aku pengen peluk kamu. Aku pengen cium kamu. Aku kangen sama kamu. Pengen aku sms kamu. Lagi apa kamu sayang. Tapi kamu ga bakalan bales aku WA kamu jam 19.37. dan kamu ga bakalan bales.
Aku bilang aku sepi sekarang ini tapi apa yang kamu bilang ke aku?. Aku lebay, suka ngeluh, ya tapi itu yang aku rasain sekarang. Aku akan tepatin janji aku. Kamu minta aku jangan tinggalin kamu. Aku ga akan tinggalin kamu. Ga akan jauhin kamu. Segimanapun kamu udah nyakitin hati aku. Akan tetep akan sayang sama kamu.
Sekarang kamu akan bener-bener jauhin aku. Ga akan ketemu aku lagi, uda ga bisa becandaa bareng lagi. Aku kangen pelukan kamu. Aku kangen ciuman kamu. Aku kangen semua yang ada sama kamu. Aku ga akan bahas semua janji-janji kamu sama aku, karena cuma Allah yang akan tanyakan janji-janji itu.
9 Juli 2014, lagi-lagi aku mimpiin kamu. Kamu masing sayang sama aku. Kamu masih ada buat aku. Kenapa harus mimpiin kamu. Ketika aku pengen bener-bener lupain kamu kanapa Allah hadirin mimpi itu. Seakan-akan Allah kasih tau aku jangan sampai lupain kamu, jangan jauhin kamu. Dengan sikap kamu yang seperti itu hati aku sakit banget, bahkan aku ga mau ngungkit lagi kesalahan kamu. Sekalipun aku bener-bener salah sama kamu. Kamu bilang pengen sendiri tapi ngyatanya 1 bulan kamu udah jadian sama dia. Hal yang aku omongin ternyata jadi kenyataan. Kemana hati kamu? Kemana cinta kita? Kemana mimpi-mimpi kita. Semakin aku pengen lupain kamu semakin rajin juga Allah ngingetin aku sama kamu. Apa maksud dari semua itu. Semuanya udah kejadian. Semuanya udah terlanjur. Kamu udah ga sayang lagi sama aku. Kamu lebih milih dia tampa ngasih aku kesempatan untuk berubah. Tanpa menoleh kearah belakang, apalagi melihat ke arah aku. Kamu uda bener-bener benci sama aku.
Allah bahagiakan kamu selalu dengan apa yang kamu pilih. Ampuni dosa-dosanya. Karena aku dia jadi dosa, karena aku dia lupa, Karena aku semuanya karena aku. Allah lindungi dia selalu, jauhkan dia dari perbuata-perbuatan yang tidak kau ridhoi. Sayangilah ia selalu, termasuk ibunya, kakaknya dan keponakan-keponakannya. Allah semoga tali silaturahmi aku dengan dia tidak terputus. Hamba kangen sama Ibunya, hamba kangen sama keponakan-keponakannya. Hamba kangen masa-masa dulu.
Ya Allah siapapun yang memilikinya tolong jangan tanyakan masa lalunya, siapa dia di masa lalu, bagaimana dia dimasa lalu. Pertemukan dia dengan orang yang bener-bener terima dia apa adanya tanpa pertanyakan masa lalunya karena dia adalah wanita terbaik yang pernah aku kenal selain ibu ku. Ya Allah semoga semuanya kan baik-baik aja. amiiin
Allah bantu aku untuk semua ini. Tegarkan aku dalam setiap keputusanmu. Amiin
Dalam kejadian ini aku menjadi semakin dewasa. Diamku bukan berarti aku tidak peduli terhadapmu. Dalam diamku terdapat banyak doa dan rasa rindu yang sangat amat banyak. Dalam diamku banyak tangis yang tersembunyi. Dalam diamku banyak penyesalan yang aku pendam,dalam diamku terdapat banyatk permintaan maap yang ingin aku sampaikan. Dalam diamku terdapat banyak kesabaran dalam menantimu. Menantimu untuk kembali menantimu untuk pulang dalam pelukku. Dalam cinta yang pernah kita bangun bersama. Yang kemudian dalam keridhoannya yang akan membawa kita dalam Janahnya. Aku akan menjadi yang lebih baiklagi ketika aku bertemu denganmu baik dalam mimpiku atau dalam keabadianku.
Bertemu dengan mu apakah akan menjadi sebuah keindahan ataup   un malah menambah baban di hati ini.
Senin, 27 Oktober.
Malam itu aku berniat untuk menemui mu. Aku juga ingin sekali menengok ibumu. Sekalipun aku merasa cemas. Hatiku seakan tidak yakin apa aku harus menemuimu atau tidak. Dalam hati ku rasa kangen itu selalu ada ketika kita saling mencintai, ketika kita saling berbicara. Sayang aku masih menyayangimu. Aku paksakan malam itu untuk menemuimu aku beranikan diriku, sekalipun ada rasa takut dalam hatiku, aku takut kecewa, aku takut kamu berbeda, aku takut kamu berubah, hatiku merasa berdebar kaetika aku sampai di depan rumahmua. Ada perasaan bahagia yang muncul seketika ketika orang di rumahmu menyambutku dengan gembira.
Aku kira kau tidak akan menemuiku karena cukup lama kau tidak keluar dari rumah. Tapi ternyata kau keluar sambil membawa secangkir yang aku kira kopi. Tapi kau membuatkan ku secangkir coklat hangat. Aku terkejut. Tidak ada yang berubah dari kamu. Di sana aku masih belum berani untuk memandang mu seperti saat kita masih satu. Aku terus saja mengobrol dengan kaka mu. Mba tri. Seperti tahu kalo aku ingin mengobrol dengan mu. Mba Tri mencoba untuk meninggalkan kita di depan. Aku ingin mencoba membuka pembicaraan. Tapi aku bibir ini seakan kaku untuk mengucapkan satu katapun. Kumulai dengan sunyum kepadamu. Senyum yang sebetulnya menyimpan banyak Tanya. Menyimpan kerinduan yang amat sangat lebih. Menyimpan kesedihan yang amat sangat. Cukup aku yang tau. Kamu jangan sampe mengetahui kesedihanku. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum bahagia. Aku mau kamu sesalu ceria.
Sayang seandainya aku bisa memanggilmu dengan sebutan itu lagi. Tanpa harus aku brsembunyi dari dunia ini. Dengan lantang aku akan berteriak bahwa aku sayang kamu. Aku akan menikahimu. Hendaknya Allah akan mengabulkan doa- doaku. Liatiyani Dewi.
Akhirnya keluarlah kalimat pertamaku. Yaa, aku menanyakan kabarmu. Seolah aku tidak tahu harus berbicara apalagi. Cuma kitu kalimat yang aku tanyakan kepadamu dalam membuka obrolan kita. “kamu gemukan sekarang?” aku bertanya. “ iya nihh makan malem terus” dia menjawab. Kemudian obrolan kita saling lepas. Aku tanyakan kenapa kamu tidak pernah ke lab. Aku memintanya untuk datang. Tapi lagi-lagi alasan kamu sama. Yaitu kerja dan kerja..
Dalam obrolan itu aku tidak ingin membahas hal yang lain. Melainkan yang ingin membuatmu terus tersenyum. Aku ingin membiasakan dan aku ingin malam itu seolah belum terjadi apa-apa terhadap kita. Aku ingin tertawa lepas, tersenyum lepas, bahkan aku ingin bersandar di pundakmu untuk menceritakan keluh kesahku. Betapa selitnya aku menjalani khidupanku. Ingin rasanya aku waktu saat itu berhenti. Aku hanya ingin mengucapkan aku masih sayang kamu. Ingin sekali aku memendangmu lama. Tapi hati ini tidak kuat. Seakan aku sudah sulit untuk mengenali kamu lagi. Dalam hati rasanya ingin aku mengucapkan rasa kangen itu. Tapi aku tidak berani untuk menyampaikannya. Listi, seandainya kamu tau bagaimana aku sekarang. Seandainya kamu tau kondisi aku sekarang. Biar ALLAH yang sampaikan semuanya..
Rasanya aku tidak ingin pulang waktu itu. Ingin lama aku mengobrol denganmu. Tapi kenapa ada yang berbeda dengan batinku. Rasa kangen bercampur rasa kesal. Entah apa yang ada dalam benakku. Banyak yang ingin aku ceritakan mengenai kehidupanku belakangan ini. Banyak yang ingin aku tunjukan bagaimana aku benar-benar berubah. Resa takutku berubah jadi kenyataan. Mimpi-mimpiku menjadi kenyataan. Kita sudah berbeda. Kita sudah menjadi aku dan kamu.
Listiyani Dewi, hanya nama mu yang selalu aku sisipkan dalam doaku. Bersamaan dengan doa-doa untuk Ibu, ayah, dan adik-adikku. Jujur sangat sulit untuk melupakanmu. Karena yang aku tau dari kecil aku diajarkan untuk mengingat sesuatu, bukan untuk melupakan sesuatu. Memenag benar Allah punya rencana, punya tujuan dan maksud kita dipertemukan. Aku pasrah aku pasrah dan aku pasrah.


Cerita ini dibuat hanya untuk kekasih hatiku. Hanya kamu yang tahu mengapa sampai saat ini aku masih sendiri. Semoga kisah cinta kita bisa menjadikan sejarah untuk hati kita. Akan ku tunggu kau di keabadian dalam cinta yang sesungguhnya. Listiyani Dewii..







Dear Listiyani Dewi, sayangku, Lelequ, Yayankku, my Beloved.

Setelah kamu terima buku ku ini. Mungkin aku sudah tiada. Aku tidak tahu lagi harus berkata apa ketika aku bisa menjadi bagian hidupmu. Menjadi seseorang yang selalu ada untukmu. Menjadi seseorang yang nisa menemanimu hingga kau lulus kuliah dan bekerja.
Aku bahagia telah menjadi sebagian sejarah hidupmu. Sejarah yang mungkin menurutmu buruk, tau menurutmu harus dihapuskan dari ingatanmu. Aku bahagia bisa mengenal semua bagian hidupmu, keluargamu, teman-temanmu. Aku orang beruntung dari sebagian laki-laki yang pernah mendekatimu. Aku bisa merasakan kebahagian dunia bersamamu.
Aku meminta maap kepadamu atas semua yang pernah aku lakukan terhadapmu. Baik yang disengaja ataupun tidak disengaja. Dari hatiku yang paling dalam, aku menyesal terhadapap apapun yang telah aku lakukan terhadapmu khusunya di akhir perjalan cinta kita.
Jadilah wanita yang kuat seperti ibumu, seperti ibuku. Gapai semua mumpimu. Dasarkan semua pada keimananmu. Mintalah kepada Allah. Berusahalah dengan yang terbaik. Doaku selalu ada untukmu.


                                                                             Fickri Ardiansyah












Mimpi kita berdua
Rumah kecil dimana ada kita didalamnya bersama ibumu. Dan anak-anak kita. Tidak harus besar etapi nyaman untuk kita tempati. Sekalipun harus banting tulang untuk memulikinya, tapi ini adalah masa depan kita, atap kita, tempat kita bernaung untuk meraih mimpi-mimpi kita. Dengan sebuah mobil kecil Honda Jazz di bagasinya. Cukup untuk keluarga kecil kita. aku mencium keningmu ketika aku akan memulai untuk mencari nafkah keluarga kita. Kemudian engkau menyambutku dengan senyum yang lebar ketika aku selesai pulang mencari nafkah.
          Aku selalu menceritakan apapun yang terjadi keika aku bekerja tadi, layaknya dongeng penghantar tidur. Engkau memberikanku sebuah jawaban pasti akan semua masalah pelik duniaku. Dunia yang tidak akan kekal. Cerit tangis anak kita membangunkan kita ketika malam. Kita saling bahu membahu dalam mengurus semua kebutuhan keluarhga kecil kita.
          Aku masih memiliki ibu yang bisa menjadi panutanku. Yang bisa membawaku kedalam surganya Illahi. Ibumu adalah ibuku. Menggantikan segala kasih sayang ibuku yang sudah duluan dipanggil oleh Illahi. Aku tidak harus merasa sendiri lagi, aku tidak harus merasa kehilangan ibu lagi, lantaran sekarang ada ibumu bersama keluarga kecil kita. ibumu adalah malaikatku. Pelangkap dalam kehidupan keluarga kecil kita. seseorang yang sangat aku hormati.
Ini adalah mimpi kita yang sama sekali belum kita lakukan. Sesuatu yang sangat kita banggakan ketika kita masih bersama. Mimpi-mimpi yang sangat mulia, dimana ada kebahagiaan besar dalam keluarga kecil kita. sesuatu yang selalu membuat kita semangat dalam menghadapi permasalahan masa depan kita. kita selalu berpendapat bahwa segala sesuatunya akan tercapai apabila kita bisa melewatinya bersama. Melewati sesuatu yang dapan sewaktu-watu memisahkan kita. kita harus kuat. Kita harus bisa. Apapun itu, apapun yang kita hadapi kiharus tetap bersama.
Ketika aku menuliskan cerita ini. Mungkin aku akan dianggap gila olehmu. Tapi aku memang gila karena takdir kita. rasa kesepian ini membuat banyak sekali pelajaran untuk ku. Pelajaran kehidupan yang sangat penting. Menjadikan aku tambah kuat. Menjadikan aku seseorang yang bisa bertanggung jawab terhadap keluarga ku.
          Cinta kita yang selalu aku banggakan kepada meraka kita harus berakhir. Semua memang salahku. Aku lupa untuk mengingatkanmu bahwa sesungguhnya perjalanan kehidupan cinta nyata kita baru akan dimulai. Kini aku harus lewati kesepian hariku tanpa dirimu. Dan biarkan aku tetap berdiri untuk melawan waktu. Agar bisa melupanmu. Apakah ini sandiwara. Apapun yang akan kamu katakan mengenai ceritaku. Aku akan terima. Karna aku tahu, kamu masih yang terbak. Listiyani Dewi.
Selamat menempuh hidup baru kekasihku, ceritamu adalah yang terindah, dengan mu aku akan sempurna. Tetapi tampamu aku merasa hilang. Maapkan aku jika aku menulis seperti ini. Tidak untuk mengingatkamu tentang masa lalu. Tapi aku hanya bahagia telah merasakan hidup bersamamu. Melangkah terus kekasihku. Capai kebahagiaanmu. Salam bahagia dari seseorang yang tidak lagi penting dalam hidupmu.














Forgive me Listiyani Dewi
******************