This story created for you, just for you, and only you Listiyani
dewi.
For All my Mistake, for All my happiness, and for All our dreams,
I appologize.
Malam
ini sangat dingin,
Apa kamu
kedinginan di luar sana?
Tidurku
seakan terjaga, ada sesuatu di pikiran ini,
Engkau
seolah berbisik,
Aku
masih ada, aku masih sama, aku juga mencarimu.
Tapi
ketika hati ini ingin melupakanmu,
Engkau
datang seakan ingin menghapus cita ku itu.
Membisikan
sesuatu cerita
Cerita
tentang kehidupanmu yang baru
Tentang
kesenanganmu yang indah
Tanpa
harus kau menoleh kearahku
Apa yang
harus aku lakukan.
Ketika
takdir ini seakan bersebrangan.
Mereka
seakan memberiku sedikit harapan,
Tapi
kenyataannya tidak.
Detik
waktu sangat terdengar jelas di telingaku.
Memberitahu
ku seakan inilah harinya.
Memberikanku
jarak waktu,
Untuk
menuliskan semua tentangmu.
Tepat
dihari yang pernah kita banggakan ini.
Aku yang
tidak pernah kau anggap.
Meminta
kepadamu sesuatu.
Bukan
barang ataupun kasih sayang.
Hanya satu yang aku minta, “ Forgive Me Listiyani
Dewi”
Februari 23
Pagi yang cerah menemani keseharian
seorang gadis, Listiyani Dewi. Selesai bangun pagi pukul setengah lima dini
hari. Ia bergegas menuju kamar mandi. Membasuh rasa kantuknya. Sesekali ia
menguap karena rasa kantuk itu. Kemudian ia mengambil air wudhu untuk
menunaikan ibadah sholat Shubuh. Setelah selesai berwudhu ia kemudian bergegas
menuju kamarnya. Ia kenakan mukena berwarna putih yang bertuliskan nama Allah
di dadanya. Lalu ia gelar sejadahnya. Ia panjatkan niat sholat shubuh. Wajahnya
yang cantik melambangkan hatinya yang bersih. Memanjatkan doa- doa untuk
keselamatan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Selesai menunaikan ibadah sholat
Shubuh. Ia bergegas untuk bersiap-siap menaklukan Jakarta. ia memang sudah
hampir dua tahun bekerja di jakarta. tepatnya di Infomedia. Anak perusahaan
Telkom. Ia bekerja sebagai Customers service. Pekerjaan yang sangat
menyenangkan. Tapi kadang bisa saja sangat membosankan. Selesai berias diri di
pagi hari, ia bergegas berangkat. Tidak lupa ia pamitan kepada ibunya. Mencium
tangannya, serta minta doa yang terbaik. Kakaknya biasa di panggil Mba Tri,
sudah menunggunya di luar pagar rumah. Kakaknya yang sangat sayang kepada dia.
siap untuk mengantarkannya menuju stasiun. Begitu terus setiap paginya. Kecuali
sesekali kekasihnya menjemputnya ketika kekasihnya ada di dekat daerah
rumahnya. Kekasihnya memang kadang tinggal di bekasi di tempat orang tuannya,
tapi tak jarang ia tinggal di tempat neneknya di daerah Jatinegara. Karena dari
rumah neneknya menuju tempat kerjanya sangat dekat.
Setibanya di Stasiun pukul 6 pagi.
Kakaknya kembali lagi kerumah untuk bersiap menjadi ibu rumah tangga yang baik
lagi. Mengantarkan anaknya ke sekolah. Dan mempersiapkan kebutuhan suaminya
untuk pergi kerja.
Dengan tiket KRL yang bisa di isi ulang
kembali. Ia tidak perlu untuk mengantri membeli tiket lagi. Ia langsung
menunggu KRL yang kebetulan tiba pukul 6:10. Yang sebentar lagi akan datang.
Tidak harus menunggu lama, kereta yang ditunggupun datang. Ternyata dari
stasiun sebelumnya tepat pemberentian terakhir KRL jumlah penumpangnya tidak
terlalu banyak. Hingga akhirnya ia bisa mendapatkan tempat duduk dan tidak
harus berdiri sampai stasiun tujunnya. Stasiun demi stasiun ia lewati hingga
akhirnya ia sampai di stasiun tujuannya. Stasiun Karet, ia bekerja di ciwalk
Sudirman Didapan pemakaman Karet. Karena waktu tempu kereta Cuma satu jam
sekarang baru jam 7:10 ia putuskan untuk jalan dari Stasiun karet, menuju tempat
kerjanya. Hanya perlu waktu 15 menit, dan hitung-hitung sambil olahraga pagi.
Sesampainya di kantor ia bertemu dengan Dewi sahabatnya dari kecil ketika ia
masih tinggal di daerah Rawamangun. Dewi sudah dianggap keluarganya sendiri.
Karena ibunya sangat akrab sekali dengan ibunya Dewi.
Perbincangan antara keduanya pun
dimaulai. Sama seperti cewek pada lainnya. Berita terkini mengenai laki-laki
adalah topik yang sangat enak untuk dibahas. Tanpa sengaja Dewi menanyakan
sesuat tentang mantan pacar Listi.
“Lis gmana si Fickri, masih suka sms,
whatsup, or BBM lo ga?” tanya Dewi.
“tumben lo tanyain dia, gua udah ga mau
urusan sama dia lagi. Udah males.”. jawab Listi.
“jangan gitu looh, siapa tau jodoh lo
dia. hahaha” saut Dewi.
“bodo amat” jawab Listi.
Akhirnya listi meneruskan untuk segera
bekerja dari pada menjawab pertanyaan Dewi yang menanyakan mantannya yang
mungkin sudah ia pendam rasa dan ingatan tersebut.
**********
Sementara itu di rumahnya ketika
kakanya akan mengantarkan anaknya untuk berangkat sekolah. Tiba-tiba ada
seseorang yang mengantarkan paket. Di serahkannya paket tersebut. Tetapi paket
pake tersebut tidak ditujukan untuk kakaknya. Melainkan utnuk Listi. Dan
sepertinya kakaknya tau dari mana paket itu berasal. Kakaknya tau karena
bungkusan paket tersebut menggunakan Kop amplop perusahaan Fickri bekerja.
Selesai menerima paket tersebut kakaknya menaruh dikamar Listi dan bergegas
mengantarkan anaknya untuk pergi kesekolah.
Hubungan
Listi dengan pacar barunya memang terbilang baru seumut jagung. Baru jadian di
bulan Juli 2014. Tetapi sudah menjalin hubungan sejak 3 April hingga hari ini
23 Februari 2015 . Mereka saling BBM satu sama lain tanpa Fickri Ketahui. Sebelum
putus dari Fickri, listi memang sudah dekat dengan pacar barunya tersebut.
Hingga ada pertengkarang antara Listi dengan Fickri, Listi malah berpaling dari Fickri dan dekat
dengan Pacar barunya. Hal tersebut juga yang membuat fickri menjadi cemburu dan
marah. Hingga akhirnya terjadilah perpisahan.
Sepulang
dari kantor Listi menelpon kekasihnya untuk bisa pulang bareng. Tetapi
kekasihnya tidak bisa lantaran masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
Sedikit kecewa memang saat itu, tapi mau gimana lagi dia tidak mau menuntut
banyak dari pacar barunya ini. Pada akhirnya Listi pulang bersama babeh
atasannya dan istri. Listi memeng sudah dianggap anak mereka. Lantaran dia
sangat dekat dengan istri dan anaknya. Tepat pukul 6.00 sore setelah babeh
selesai membiat laporan harian, mereka bergegas pulang. Menuju stasiun Karet,
setelah itu naik KRL pukul 7.00. dengan kondisi KRL yang sangat penuh Listi,
Babeh dan Istrinya berusaha untk menaiki KRL gar tidak terlalu larut sampai di
bekasi. Tidak lupa Listi meberi kabar kepada kakaknya untuk menjemputnya di
stasiun Kranji. Satu Jam telah berlalu pejalanan yang cukup melelahkan Stasiun
Karet menuju Stasiun kranji. Sebelum keluar KRL. Listi mohon pamit kepada Babeh
dan Istrinya. Memang tujuan stasiun mereka tidak sama. Mereka harus berhenti di
satu stasiun lagi, staisun Bekasi. Stasiun pemberhentian terakhir KRL di daeeah
Timur.
Keluar dari stasiun Kranji kakaknya Mba
Tri sudah menunggu, merekapun langsung menuju rumah. Cukup 15 menit mereka
sudah sampai di rumah. Listi bergegas menuju kamarnya untuk bersih bersih.
Tidak sengaja terlihat ada paket untuknya. Melihat bungkusan paket tersebut dia
sudah tau siapa yang mengirim paket. Dia adalah Fickri. Di dalam hatinya ia
bertanya kenapa lagi dia mengirimkan
bingkisan kepadanya. Lalu dia membuka paket tersebut isinya hanya sebuah buku.
Dia hanya sempat membaca judul buku tersebut “Forgive me Listiyani Dewi”. Dia
tidak langsung membaca isi buku tersebut seolah tidak mau peduli lagi. Di
langsung bergegas mandi dan kemudian langsung sholat Isya.
Setelah sholat sya ia mencoba
menghubungi Pacarnya. Tetapi hanphone nya tidak aktif. semakin merasa kecewa
saja teselah tidak bisa pulang bareng, sekarang hanphonenya tidak aktif. Lalu
ia menaruh hanphonenya di meja. Kebetulan di sana ada buku pemberian dari
Fickri. Untuk mengusir rasa kecewanya akhirnya ia membaca buku tersebut. Listi
membaca buku tersebut perlahan demu perlahan. Buku tersebut mirip dengan
Novel.dan bahkan itu memang novel. Semakin membuat listi penasaran, ia membaca
dengan seksama isinya. Di buku itu tertulis
“aku
tuliskan buku ini untukmu, sebagai tanda penyesalanku terhadap kesalahan dimasa
lalu kita. Sebagai tanda cintaku sampai saat ini”
Sesekali Listi terlihat tersenyum
membaca buku tersebut. Seolah mengingatkan tentang masa lalunya yang
menyenangkan. Tetapi ketika diakhir cerita dari buku tersebut, entah apa yang
terjadi dia terdiam, matanya berkaca-kaca. Tak lama tetesan air matu mulai
turun dari mata menelusuri pipinya. Dengan wajah yang sangat cemas, terbuka
kembali kisah dahulu yang pernah dia tinggalkan. Pikirannya menyelusup kedalam
bayangan masa lalu. Mengingat kembali apa yang telah dia perbuat kepada Fickri
Ardiansyah. Perasaan benci kini berubah menjadi penyesalan. Penyesalan yang
mungkin tidak akan bisa diobati. Fickri Ardiansyah menciptakan sebuah karya
tentang dirinya. Tentang perjalan dan petualangan cinta mereka. Tentang
mimpi-mimpi yang belum sempat terwujut.
Buku itu ia bawa kemanapun ia pergi, ia
pahami arti dari semua kalimat yang tertuliskan di buku tersebut. Penyesalan
memang selalu ada. Tapi semua kenyataan sedang menantang nya di luar sana.
Dengan motivasi yang ada di dalam buku tersebut. Ia siap menjadi yang Fickri
mimipikan tentang dirinya.
Bismillahirohman nirrohim
Kamu adalah yang terindah dalam
hidupku. Aku tuliskan hadiah ini hanya untuk kekasihku. Tepat di hari ini 23
Februari, hari jadi kita. ini adalah hari terakhirku untuk menuliskan
tentangmu. Bukan untuk hal lain. Melainkan untuk mu yang menjadikan segala
kehidupanku berwarna. Aku hanya berharap kamu bisa membaca karyaku. Yang
kutulis atas namamu yang selalu ada dalam hatiku.
Aku memang bukan yang terbaik, bahkan
tidak pernah menjadi baik. Tapi aku selalu berusaha menjadi yang tepat untuk
dirimu. Mencoba menjadi sebagian dari kehidupanku. Menjadi seseorang yang selalu
ada untukmu.
Aku memang bukan yang terindah, bahkan
tidak pernah menjadi yang indah. Tapi aku selalu berusaha menjadi yang berkesan
dihatimu. Entah bagaimanpun caranya. Aku ingin menjadi yang yang bersahabat
dengan hatimu.
Dalam setiap kata yang aku sampaikan
tidak ada satupun kebohongan. Dalam setiap kalimat yang aku buat terdapat pesan
hati yang sangat menghayat. Sekalipun harus menangis dalam menulis sekalipun
harus mengingat apa yang seharusnya sudah lenyap. Tetapi hanya untukmu wahai
kekasihku, Listiyani Dewi.
Kehilanganmu bukan berarti ahkir dari
hidupku atau akhir dari segalanya. Melainkan awal dari suatu perjalanan yang
baru. Aku harus melepaskanmu dan mengihklaskanmu karena aku telah memahami
sesuatu. Sekalipun sebelumnya aku bersihkeras untuk bersamamu. Yang aku tau
segala sesuatu ada waktunya. Karena ada saat untuk mempertahankan dan ada juga
saat untuk melepaskannya. Sekalipun melepaskan itu amat sangat menyakitkan
untukku. Aku memang tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Karena aku bukan siapa-siapa.
Aku hanya anak dari keluarga yang ayahnya tidak peduli. Hanya ibu yang aku
punya. Tetapi Allah lebih sayang kepada ibu hingga akhirnya dia di panggil terlebih
dahulu. Hingga akhirnya ku sendiri yang mengurus adik-adikku. Yang sekarang
ingin aku lihat, kamu kamu bahagia. Karena bahagiamu adalah bahagiaku juga, dan
itu alasan mengapa aku merelakanmu. Itulah arti cinta yang sebenarnya. Aku akan
biarkan kamu mancari dan menentukan yang terbaik untukmu. Jika memang yang
terbaik itu adalah aku Allah pasti akan menjadikanmu milikku. Jika yang terbaik
itu bukan aku. Aku akan selalu berdoa untuk kebaikan-kebaikanmu Listiyani Dewi.
Akan aku buat cerita cinta kita seperti
sebuah cerita cinta novel. Cerita yang selalu kau anggap buayan belaka. Yang
selalu kau katakan bahwa kehidupan itu berebeda dengan kisah novel apalagi
telenovela. Tapi kali ini aku akan buktikan bahwa cinta kita akan sama seperti
itu. Seperti cerita novel yang kita bisa berhayal seindah mungkin. Seperti
sebuah cerita telenovela yang selalu berakhir dengan romantisme keindahan.
Seperti sebuah cerita romantisme cinta sepasang kekasih yang saling mencintai.
Setelah aku banyak belajar dalam
kesendirianku. Aku tau hal yang paling bisa aku banggakan adalah ketika aku
bisa melihatmu bahagia walaupun tidak bersamaku. Mengihklaskanmu adalah hal
yang paling benar. Meskipun dalam hati ini sulit untuk melakukan. Aku yang
hanya bisa melihat senyum dan tawamu dari kejauhan. Bisa merasakan walau
keyataan raga ini tidak berdekatan. Senyummu adalah cita-citaku. Bahagiamu
adalah tujuanku. Dan ciintamu adalah mimpiku. Beberapa hal yang memeng tidak
bisa dijauhkan darimu. Setiap waktu adalah dirimu. Setiap doa selalu kuselipkan
namamu. Seiap tetes air mata yang
membasahi pipiku semata-mata untuk kebahagiaanmu.
Takdir memang tidak ada yang tau. Kapan
kita bertemu kapan kita berpisah. Kapan kita menyatu kapan kita berakhir. Kapan
kita mencintai kapan kita membenci. Kapan kita peduli kapan kita acuh. Kapan
kita memberi dan kapan kita mneyembunyikan. Yang aku tau cinta itu putih, cinta
itu bersih, cinta itu indah, cinta itu unik, dan cinta itu pengorbanan. Baik
perasaan, waktu, hati, bahkan keinginan. Tergantung bagaimana kita
ngejalaininnya. Mau dibawa kemana cinta itu, apa sampai pernikahan ?. atau Cuma
sekedar pacaran. Semuanya sudah diatur sama Allah. Bagaimanapun kita berusaha
kalo kita tidak ditakdirkan dan tidak tertulis dalam kitab lauful mahfud nya
Allah. Semuanya tidak akan bersatu. Tapi dalam semua itu tidak akan ada yang
sia-sia kalo Allah yang pertemukan. Berusahalah untuk menjadi yang terbaik
dalam menjalaninya.
Cinta memang rumit, bahkan lebih rumit
dari bilangan linier, statistika, dan mata kuliah yang lainnya. Banyak rumusan
yang menerangkan mengenai cinta. Dan memang penjelasannya sama. Tapi mengisyaratkan
arti yang berbeda-beda. Sesekali kita harus benar-benar tahu apakah cinta telah
hadir di sekeliling kita. Kita dilahirkan berkat cinta. Kita ada karena cinta
memang nyata. Sekalipun wujudnya tidak ada tapi cinta itu indah. Ketika kita
bisa menghadapinya.
Melangkahlah terus kekasihku.
Kembalilah jika memang itu yang terbaik untukmu. Tinggalah di sana bersama
seseorang yang bisa membuatmu bahagia. Jangan pernah menangisi lagi apa yang
telah kau buat. Jangan pernah menyesali apa yang telah kita lakukan. Semua ada
saatnya. Semua ada tujuannya. Tujuan yang akan membawamu ke akhir yang
membuatmu bahagia. Yang bisa membawa dalam kebahgian. Dimana tidak ada tangis
lagi. Dimana tidak ada rasa ketakutan lagi. Ku doakan yang terbaik untukmu.
Kudoakan yang terbaik untuk ibumu. Kudoakan yang tebaik untuk keluargamu.
Sampai nanti kita dipertemukan lagi.
Kutemukan Sesosok Bidadari Cantik
Aku tidak bisa menggambarkan dirimu.
Tidak bisa menyamaimu dengan yang lainnya. Tidak bisa bukan berarti tidak
mengenalmu secara dalam. Tapi yang aku mau cukup satu yang ada dalam tempat
dihatiku yang aku khususkan untukmu. Aku hanya bisa menggambarkanmu dan
menyamaimu dengan sosok bidadari dunia. Bidadari adalah sosok yang tepat untuk
menggambarkan dirimu. Kau begitu sempurna dimataku. Kau begitu indah untukku. Terpancar
dalam matamu sebuah keindahan dimasa depan. Mata yang celik nan cantik. Yang
selalu memancarkan sebuah tujuan yang bahagia. Yang bisa membuat kamu menjadi
sesosok bidadari yang cantik. Tingkahmu melambangkan sayapmu yang tak terlihat,
sehingga semakin nyata akan parasmu yang indah. Dalam relung hatimu adalah
sebuah keikhlasan. Kata-kata yang keluar dari bibirmu adalah sebuah kejujuran.
Layaknya sesosok wanita yang indah,
kamu hadirkan cinta di setiap langkahmu. Kamu hadirkan sebuah kebahagiaan
untukku. Kamu bisa menutupi apa yang menjadi kekuranganku. Kau bisa membuat
tawa di setiap tangisku. Kamu bisa membuat senyum di setiap kesalku. Aku rindu
sesosok bidadari dalam hatiku.
Listiyani
Dewi, tidak ada kata yang bisa aku ucapkan selain kata indah indah dan indah,
kau telah ajarkan aku bahagia, serta kau telah ajarkan aku derita. Setiap apa
yang kamu lakukan adalah murni dari dalam hatimu. Tidak aada kata dusta yang
ernah kamu ucapkan. Semua kejujuran adalah nyata, itu lah dirimu Listiyani
Dewi.
Kesempatan ini aku sempatkan menulis
cerita dari sebagian kebersamaan kita. Aku harus mengingat bagian-bagiannya
sekalipun itu harus membuka album hati aku yang lama. Sekalipun itu sedih, sekalipun
itu sulit. Aku akan berusaha menulis sebaik-baiknya. cerita aku ini akan aku
tulis dengan namamu yang selalu ada dalam hati aku. Yang sudah mempunyai tempat
tersendiri dalam hati ini. Yang memiliki sebagian perasaan cinta ini. Disini
didalam relung hatiku yang terdalam agar tidak ada siapapun yang mengetahuinya.
Agar selalu menjadi sebuah ruang tersendiri yang akan aku datangi setiap
harinya. Yaa, di dalam hatiku.
Berawal saat pertama aku lihat kamu,
aku mengira kamu itu anak manja, anak mamah yang semuanya bisa diperoleh dengan
mudah. Maka dari itu tidak ada sedikitpun rasa ingin tahu tentang kamu. Bahkan
aku tidak peduli sama kamu ataupun temen-temen kamu.
Ini adalah semester pertama dan pertama
kalinya aku meginjak kampus dan kuliah di kampus ini. Semuanya serba baru,
temen baru, suasana baru, apalagi ilmu yang didapet juga baru. Pagi itu aku
masuk kuliah. Aku dapet kelas 1DA04, seperti yang aku duga. Kelas akuntansi
pasti anak lelakinya sedikit. Dan itu benar. Perkenalanku untuk pertama kalinya
yaitu dengan ikhsan, nameta, Andrianto. Mereka baik, untuk kenalan dengan
teman-teman wanita memang agak cukup lama. Karena memang aku orang yang
tertutup sulit untuk bergaul dengan orang lain. Bukan karena pilih-pilih teman
tapi memang seperti itulah aku.
Hari demi hari tidak berasa aku lewati
di tempat yang mempertemukan kita ini. Perlahan tapi pasti aku sudah banyak
mengenal teman baik lelaki maupun wanita. Bahkan aku mulai mengel kamu dengan
teman-teman kamu. Vivin, Ebie dan kamu.
Meraka sangat baik. Bahkan yang membuat aku senang adalah mereka begitu baik
terhadapku, bahkan ketika aku membawa masakan hasil buatanku mereka menyukai
makanan buatanku itu. Oiya aku memang sedikit bisa masak. Karena sebenernya aku
ingin meneruskan untuk sekolah koki. Tetapi dengan kondisi keuangan keluarga
yang seperti ini keinginan aku ga bisa diwujutin. Begitu juga keinginan ibuku
yang tidak ingin aku untuk sekolah jauh dari rumah
Aku semakin dekat dengan teman-teman
kamu, sama kamu juga aku sudah mulai biasa ngobrol. Kamu memang cantik tapi
tidak pernah terlintas kepikiran bisa pacaran dengan kamu. Malah Ebie yang
sengaja deketin aku. Tetapi aku agak takut sama ebie karena Ebie agresif
banget. Ebie memang cantik tetapi dengan tingkahnya yang seperti itu membuat
aku sedikit takut.
Lama kelamaan aku semakin akrab
mengobrol sama kamu. Setelah itu aku baru tahu kamu itu orangnya beda sama
temen-temen kamu yang lain, kamu sedikit agak kalem. Pokoknya beda aja kalo
ngobrol sama kamu.
Setelah aku tahu kamu adalah sosok
gadis yang kuat. Lahir dari ayah yang tega meninggalkan kamu ketika kamu masih
kecil. Dan tinggal bersama ibumu yang seoang diri. Kamu mempunyai Ibu yang luar
biasa. Baik dalam bekerja, maupun dalam mengurusmu seorang diri. Kamu tinggal
bersama ibumu di jakarta. Tempat yang belum pernah sama sekali aku jamah
seorang diri. Banyak cerita dari kehidupan kamu yang mungkin aku tidak bisa
jelaskan. Karna mungkin hanya kamu yang mau menyimpannya sendiri dalam
kenanganmu. Tapi yang aku tahu kamu dan ibumu adalah orang yang hebat. Dengan
kesederhanaan kamu. Kamu menjadi sosok yang mandiri dan dewasa, meskipun harus
diajarkan terlebih dahulu.
Setelah waktu demi waktu berjalan Pertemanan
semakin akrab. Hingga dibagikannya sebuah HP dari kampus. Handphone yang unik
yang mempunyai antena. Dari sinilah kamu sering banget sms atau telpon aku,
tidak tahu bwt nanyain pelajaran ataupun Cuma sekedar iseng ingin mengobrol. Tapi
yang pasti, aku suka dengan kejadian-kejadian itu, apalagi kalo kamu telpon
buat bangun tidur.
Ketika mau ujian kamu selalu telpon aku
malam sebelum ujian Tanya ini dan Tanya itu. Tetapi itu juga membantu aku dalam
belajar. Aku jadi semangat belajar aku jadi ngerti semua pelajaran kuliah.
Hingga akhirnya hasilnya pun memuaskan aku dapet IPK 3.44. dan yang mengejutkan
lagi kamu jiga mendapatkan IPK yang sama. Subhanallah. Mungkin kita jodoh.
Hehehehe.
Listiyani Dewi, banyak hal yang telah
kamu pelajari dari kehidupan kampus itu, bahwa sebenarnya kehidupan nyata telah
menanti kamu di depan. Tapi yang aku tahu kamu bisa melewatinya, kamu bisa
mengalahkan pelajaran kehidupan yang sebenarnya.
Tetapi dari situ kamu mulai dijauhin
sama temen-temen kamu. Kamu terlalu aktif, kamu terlalu easygoing terhdap semua
temen lelaki. Hingga temen wanita kamu banyak yang tidak suka. Sikap kamu
memang baik sangat baik. Tetapi kamu salah dalam mengaplikasikannya. Vivin
mulai membencimu lantaran kamu terlalu akrab dengan pacarnya Giring. Dia
bener-bener sangat membencimu. Bahkan tidak mau menyapa atau menegormu. Kamu
menangis, kamu kamu bersedih. Aku tau apa yang kamu rasakan. Aku tau apa yang
kamu butuhkan.
Kamu semakin jauh dengan teman-teman
yang dulu pertama kali kamu kenal hingga akhirnya kamu mendapatkan teman yang
sampai sekarang masih baik sama kamu, anggun, bada, Ayu, Tata, Ichsan. Mereka
setia sama kamu. Dari sana juga aku mulai dekat sama kamu. Oiya Tata ternyata
suka sama kamu . keliatan kuq dari sikapnya. Sangat terlalu mencolok banget Tata suka sama kamu.
Temen yang satu ini memang agak gokil.
Tri Anggun mulyati, teman mu yang ini,
punya pembawaan sifat yang sangat dewasa, dia bisa dikatakan yang paling
perfikir dewasa walau sesekali agak salah dalam bertindak dan kalian harus
menegurnya terlebih dahulu. Tetapi dalam setiap perkataan Anggun adalah sosok
wanita dan calon ibu yang baik. Ia bijak dalm bersikap.
Anggun tinggal di Pondok Pekayon indah
Jl. Palem barat Blok CC No 1 RT 05 RW 16, Kel Pekayon Jaya Kec Bekasi Selatan
17148. Ia tinggal bersama ibunya, ayahnya meninggal ketika ia sedang menempuh
bangku kuliah. Anggun adalah wanita yang tegar. Selalu sabar, dan perpisahannya
pula dengan ayahnya yang membuat ia semakin dewasa dlam bertindak.
Ibunya Anggun setiap harinya menjual
nasi uduk di depan rumahnya. Aku pernah mencicipi masakan dan nasi uduk buatan
ibunya Anggun. Dan rasanya luar biasa enak. Dan yang pasti setiap makan disana
selalu gratis hehehe. Ada suatu cerita ketika aku dan Anggun satu kelompok
dalam kelompok dana bergulirdi kampus. Bahkan satu kelompok juga dengan temanmu
yang sangat memusuhimu. Aku mengetahui bahwa Anggun memiliki sifat keibuan yang
sangat baik ketika aku dan dia belanja untuk kebutuhan kelompok dana bergulir
kami. Kami belanja dipasar pekayon. Aku ikut dengan dia untuk memnbawa
belanjaan yang sudah dibeli. Cukup Anggun saja yang tawar menawar harga. Dari
kejadian itu aku selalu memanggil Anggun dengan sebutan mamah anggun. Pesanku
untuk anggun selamat atas kehidupan baru Anggun dengan suaminya. Semoga anaknya
kelak menjadi anak yang sholeh dan sholeha.
Wardhatul Jannah. Biasa dipanggil Bada.
Temanmu yang satu ini. Sangat baik terhadapmu. Sekalipun dulu pernah tidak saling
sapa terhadapmu. Tapi dalam hatinya dia sangat baik terhadap sesama.
Bada tinggal di Pondok kelapa Selatan
RT 009 RW 012, Kelurahan pondok kelapa, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur,
13450. Dia adalah anak Jakarta asli. Bisa dibilang pribumi. Tinggal bersama ibu
dan kakaknya, ia tumbuh menjadi pribadi yang manja. Maklum dia adalah anak
bontot.
Bada pernah merasakan kesedihan yang
sangat medalam ketika ayang yang sangat ia cintai harus cepat pergi
meninggalkan dia. Ayang yang mungkin sesalu menjadi panutannya, yang selau
sayang terhadap keluarganya. Tidak jarang Bada selalu menagis ketika ia ingat
akan sosok pahlawan keluarganya yaitu ayahnya. Aku tau rasanya kehilangan
seperti itu setelah aku juga merasakan kehilangan orang yang aku sayangi.
Dalam kesehariannya Bada selalu dijaga
oleh kakaknya. Ya , kakak yang selalu melindungi adik-adiknya. Karena ketika
sang ayah atau penanggung jawab keluarga sudah tiada, sosok kakak lah yang akan
selalu melindungi keluarganya walaupun mungkin terkadang masih salah dalam
menganmbil keputusan, tapi itulah seorang kakak. Ia sangat bertanggung jawab.
Selalu khawatir akan keadaan adik-adiknya dimanapun ia berada.
Seorang kakak yang sangat bertanggung
jawab. Seandainya saja aku bisa menjadi seperti kakaknya Bada. Itulah
harapanku. Harapan yang sekarang sedang aku capai. Tujuanku hanya satu, agar
aku bias menghidupi adik-adikku. Agar mereka tidak merasa kekurangan dalam
kesendirian mereka, dalam keyatiman mereka. Dalam kerinduan akan sosok seorang
ibu dan ayah mereka. Yaa, akulah panutan mereka sekarang. Harus menjadi yang
lebih baik, harus menjadi yang paling bijak. Bahkan dalam kesendirianku, dalam
kerinduanku akan kasih sayang orang tua juga. Aku harus menjadi penanggung
jawab dalam waktu yang aku belum siap, waktu yang begitu cepat.
Rahayu,
Biasa dipanggil ayu nama yang singkat
tapi memiliki makna yang bagus. Memiliki arti keindahan, kecantikan dan semua
hal yang tak lekat oleh kebaikan. Mungkin itu yang diharapkan oleh kedua orang
tua nya ketika ia dilahirkan. Ayu lahir dari lingkungan etnis sunda yang
kental. Tinggal di Bantar Gebang Jl, Yayasan Nurul Huda, Bantargebang Bekasi,
17151. Kedua orang tuanya mempunyai jiwa pembisnis. Ayah nya yang mempunya toko
elektronik di pasar Bantargebang yang bernama Sunda Jaya Electronic. Aku sempat
mengobrol dengan ayahnya ayu ketika aku berkunjung kerumahnya bersamamu.
Ayahnya sangat baik. Yang pasti ayahnya sangat begitu kocak. Tapi dalam
kekocakannya itu aku tau ayahnya ayu orang yang sangat bertanggung jawab.
Pernah ayahnya ayu memberi wejangan nasehat. “hidup itu harus jujur. Gimanapun
juga keadaannya, sekalipun kita dalam kesusahan jujur itu kunci dalam
kesuksesan hidu”. Ayahnya ayu pernah bercerita bagaimana ia membangun usahanya
dari nol. Ketika ayahnya ditawari produk elektronik untuk dijual tanpa dia
harus membayar terlebih dahulu belanjaan elektroniknya, atau biasa dikatakan
pesan terlebih dahulu bayar belakangan. Kenapa bisa demikian. Yaa, ayahnya Ayu
hanya memberi satu jawaban, kejujuran. Kenapa?, karena orang memberi mandat
tersebut sudah percaya betul sama ayahnya Ayu. Sehingga orang tersebut berani
melakukan hal tersebut. Sehingga dengan
kejujurannya Alhamdulillah keluarga Ayu bisa dikatakan sudah kecukupan.
Mempunyai rumah yang besar dan pekarangan yang luas.
Ayu sekarang sudah bekeluarga, sama
seperti Anggun, ia menikah dengan temanku Tata, hehehe, selamat ya TA.
Permintaan maapku mungkin tidak akan cukup karena aku tidak hadir dalam
kebahagiaanmu, banyak alasan yang terjadi mengapa aku tidak bisa datang dalam
acara tersebut. Bukannya aku tidak peduli terhadap kebahagiaan kalian. aku
hanya butuh waktu untuk melewati bahkan untuk menginjakan kakiku di tempat yang
dulu pernah aku lalu bersama dia. Aku trauma dengan kejadian itu. Dimana aku
benar-benar tidak ingin mengngatnya lagi. Padahal kalian sangat baik terhadpku.
Bahkan disaat terakhir hari dimana ibuku masih ada Cuma kalian berdualah yang
masih bisa mnegunjungi ibuku dengan keadaannya yang sudah susah payah. Ya, Aku
memang lelaki pencundang. Bahkan untuk hal seperti itu pun aku harus dikalahkan
oleh rasa takutku. Yang ingin aku sampaikan hanyalah permintaan maap kepada
kalian teman-teman terbaikku.
*******
Tidak berasa hari- hari sudah kita
lewati di perkuliahan. Setiap hari kamu pasti sms atau telpon aku. Ga pernah
absen. Dari sana rasa ingin memilikimu muncul dalam hatiku. Tapi aku agak ragu.
Aku yang biasa saja, bahkan dari kampung pinggiran jakarta, bahkan dari
pingiran Bekasi bisa memilikimu yang cantik, yang baik, dan yang terbaik.
Tetapi aku laki-laki. Aku tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya. Yaa yang
kedua kalinya, dalam ceritaku yang lain yang mungkin pernah aku ceritakan
kapadamu. Hingga akhirnya aku beranikan diri buat ngajak kamu nonton. Dan
ternyata kamu mau. Aku lupa nonton apa itu. Yang pasti di Bekasi Square.
Selesai nonton aku beliin kamu coklat. Hari itu aku ngerasa seneng banget. Tapi
aku ga tau perasaan kamu gimana ke aku. Aku hanya berharap kamu suka sama aku.
Selang satu minggu kemudian kita memang
benar-benar deket. Aku pikir untuk beraniin diri untuk menyatkan perasaanku ke
kamu. Pertama aku Tanya dulu ke kamu lewat sms. Boleh ga kalo aku sayang sama
kamu. Terus apa yang kamu jawab? Boleh-boleh aja kan ga ada yang ngelarang.
Hati aku serasa terbang, ga tau harus bilang apa. Aku bahkan berasa mimpi, dan
tidak mau untuk bangun dari mimpi itu, tapi ini adalah kenyataan dan itu benar
kamu memberiku sedikit cahaya hati, ya cahaya cinta dan kasih sayang yang akan
membawaku dalam kebahagiaan yang sempurna.
Tapi dalam diri aku, aku pengen ngomong
secara langsung. Tidak hanya melalui sms. Aku hanya ingin mendengar kata itu
langsung dari kamu. Kata “yaa” yang mengisayratkan kalo kamu akan menjadi
seseorang yang mengisi kekosongan di hatiku. Makanya aku bilang besok setelah pulang kampus
tunggu aku dulu. Jangan pulang dulu. Aku pengen ngomong. Kalo kamu pengen tau
semalamen aku ga bisa tidur. Bingung mau ngomong apa besok. Akhirnya aku temuin
serangkaian kata yang mungkin agak norak tapi bermakna.
Hari yang ditunggupun tiba, aku belajar
di kelas kamu dateng terlambat. Aku melihat kamu dan kamu melihat aku. Tapi
Cuma diem-dieman aja. Dekdekan rasanya nunggu pulang. Waktu terasa berjalan
lama. Pikiran semakin kacau. Antara rasa takut, senang, penasaran. Waktu yang
kutunggu-tunggu serasa lama sekali datangnya. Entahapa yang ada di benakku dan
pikiranmua aku tidak tahu.
Jam pulang pun sudah tiba. Kamu
berkemas mau pulang seolah ga terjadi apa-apa semalam. Tapi aku langsung
nyamperin kamu. Aku bilang jangan pulang dulu yaah. Nanti aku ingin mengatakan
sesuatu sama kamu
Dipintu masuk belakang kampus kemang.
Aku duduk nunggu kamu. Dan akhirnya kamu datang, makin panas dingin badan ini.
Kamu bilang. Mau ngomong apa? Aku jawab soal omongan semalem aku boleh ga jadi
seseorang mengisi kekosongan di hati kamu????????????????????/
Dan kamu jawab. Eeeeeemmmmmmmm boleeh
ga yaaaaaah? Yaudaaa boleh deeeh. Dalam pikiran aku kuq kaya nawar di pasar
yaaah. Tapi gapaa kamu uda terima aku, cinta aku,. Yang pasti aku bahagia
banget.
CIKARANG
RAWAMANGUN
PERJALANAN
CINTA YANG SANGAT INDAH BAHKAN SULIT UNTUK DILUPAKAN
Banyak cerita yang terjadi antara
Cikarang dan Rawamangun. Tidak hanya puisi Chairil Anwar saja yaitu Karawang
Bekasi. Tetapi akan aku ceritakan dengan judul Cikarang Rawamangun. Dalam
cerita ini adalah kisah perjalanan cinta kita yang penuh dengan kesenangan,
kesedihan, kebersamaan. dari yang tadinya aku gaptek Jakarta, sampai aku mahir
Jakarta. Mungkin itu bahasa yang agak aneh menurut semua orang, tapi memeng
kenyataannya seperti itu. Aku menulis cerita ini dengan sejujur-jujurnya.
Berawal ketika pertama kalinya kamu minta akau untuk anterin
kamu pulang ke rumah. Karena di rumah kamu lagi ada yang hajatan. Tapi kondisi
badan aku lagi kurangbaik. Aku ga berani bilang sama kamu.aku takut kamu malah
ga enak hati kalo di anterin pualng. Kita makan terlebih dahulu sebelum pulang.
Ga tau kenapa aku ga nafsu makan.
Makanan yang aku makan serasa hambar. Akhirnya akupun sampai di gank
rumah kamu. Di sana aku pamit sama kamu. Di perjalanan aku bener-bener ga kuat.
Kaya mau pingsan. Tapi aku harus kuat. Masa baru pertama nganterin udah loyo.
Sesampainya di rumah aku usahan untuk bisa tidur tapi rasanya badan ini
bener-bener sakit. Malam itu aku tidak bisa tidur. Sampai pagi menjelang aku
minta ibu ku untuk mengantarku berobat. Yaa benar aku sakit typus. Aku harus istirahat.
Hari demi hari aku laluin sama kamu.
Sikap semena-mena kamu udah mulai muncul aku seperti ga di angep pacar kamu.
Aku salah sedikit kamu minta udahan. Apa kamu ga sayang sama aku?. Aku tulus
sayang sama kamu. Tapi sikap kamu ga mau berubah. Tetep kalo ada masalah
mintanya putus. Bahkan pada malam tahun
baru 2010 kamu terus terang bilang sama Anggun kalo kamu ga terlalu sayang sama
aku. Aku sakit kamu bilang kaya gitu. Aku sedih kamu bilang kaya gitu. Tapi aku
ga mau nyerah. Sampai terbesit akhirnya hati kamu benar-benar sayang sama aku.
Sekalipun kamu tau kita harus ngelakuin apa.
Cikarang Rawamangun. Aku ingin selalu
bersama kamu. Aku ingin selalu mengantarkanmu pulang. Tapi bukan dari segi itu
juga aku mengantrkanmu pulang. Aku juga ingin membantu ekonomi kamu. Biar kamu
ga ngongkos saat pulang. Biar ongkos itu kamu save untuk tabungan kamu. Itu
alasan aku mengapa aku ingin selalu nganterin kamu pulang. Selain ingin tetep
sama kamu. Aku ingin membantu kamu.
Cikarang Rawamangun. Kita jelajahi
jalan-jalan menuju rumahmu. Dari yang jauh, yang macet, yang sepi, dan yang
menyenangkan. Hingga akhirnya kita temukan jalan yang menurut kita
menyenangkan.. JB jalan baruu. Menyusuri jalan kereta trus hingga akhirnya
sampai di klender yang dekat dengan Rawamangun. Kita selalu berpetualang dengan
motor cantikku. Vario ping yang menjadi saksi sejarah terciptanya cerita
Cikarang Rawamangun.
Kamu mengenalkan aku dengan ibumu. Di
sambut baik dengan ibumu. Dengan selalu dimasakin apapun yang ada di dirumahmu.
Sebenarnya aku ga mau ngerepotin ibu kamu. Tapi kamu sesalu memaksa. Tapi
memang aku akui bahwa masakan ibu kamu enak.. kalo kata aku mama kamu masak itu
ga pelit bumbu. Jadi masakannya luarbiasa enak.
Permusuhan di antrana teman-teman kamu.
Sudah berjalan 3 semester, hubungan
kamu dengan temankamu yang bernama Vivin semakin memburuk. Ga tau kenapa di
kesel selalu sama kamu. Apa karena kamu terlalu deket sama pacarnya yaitu
Giring. Dia begitu marah sama kamu. Bener-bener
marah. Aku ga nyangka yang dulunya temen deket kamu jadi seperti itu. Dari kejadian itu banyak pelajaran yang aku
ajarkan kepada kamu. Bagaimana bersikap sabar, bagaimana menghadapi amarah,
kalo kamu tau sikap kamu itu terlihat angkuh,. Apa yang ada di benak aku? Aku
harus rubah semua sikap kamu. Dari berbicara sama orang, semua harus dirubah.
Cuma kamu yang bisa rasain perubahan sikap kamu. Kebaikan hati kamu sudah
menjadi lebih baik.
Aku bantu kamu dengan mengajarkan kamu
untuk berjualan sekalipun aku memeng tidak terjun langsung dalam berjualan
tersebut. Akhirnya kita berjualan aksesories laptop sekalipun kita ga punya laptop.
Ngenes memang hidup kita, tapi aku seneng kita jalaninnya berdua. Ada kamu ada
aku. Sampai kita bermimpi punya rumah ketika kita kerja nanti.
Sekali lagi pintu rizki terbuka buat
kita berdua. Kita mencoba melamar jadi asisten lab. Dengan modal dan niat serta
dorongan dari kamu akhirnya ku mau ikut tesnya. Kita berjuang walaupun
sepertinya hanya ada sedikit harapan. Kenapa demikian? Kare sainan kita banyak.
Tapi Allah berkata lain, Akhirnya kita berdua di terima di satu lab yang sama
Laboratorium Lanjut B (perpajakan). Disana kita mulai dengan teman yang baru.
Ada ka Sita, Asta dan masih banyak lagi yang lain. Kehidupan baru itu muncul
bersama anak-anak lab. Rumah kedua buat kita.
Seiringnya waktu aku mulai lebih
mengenal keluarga kamu. Begitu juga kamu terhadap keluarga aku. Mama aku suka
sama kamu. Dia care sama kamu. Dia baik sama kamu. Apa kamu tau kalo dia selalu
nanyain keadaan kamu di kampus?. Dia selalu menanyakan kenapa kamu jarang
sekali main kerumah lagi. Dia sayang sama kamu lis. Dia udah anggap kamu salah
satu anaknya. Bahkan ketika kamu ada masalah dengan kondisi bayaran kuliah
kamu. Apa yang di ucapkan. Di alangsung mau bayarin uang kuliah kamu. Tapi aku
selalu memberitahunya kalo kamu pasti nolak. Tapi kamu tau, gimana sifat mama
aku? Yaa sifat dia sama kaya kamu. Keras kepala. Kalo dia mau bantu orang dia
pasti bantu. Tapi aku bilang Lilis pasti nolak mah. Mendingan nanti iki yang
bilang baik-baik ke dia.
Begitu juga mama kamu. Aku tau dia baik
sama aku, tetapi hanya saja mama kamu itu pendiam. Mba tri begitu baik sama
aku. Anak-anaknya juga Revan dan Davi.
Aku akan selalu kangen sama kalian berdua. Semoga jadi anak yang sholeh.
Berbakti sama kedua orang tua kalian. Amiin.
Banyak hal yang kita laluin ketika
kuliah manis pahitnya pacaran kita uda rasain bersama. Aku masih inget ketika
kamu mau menyusun LKP. Kamu bingung mau mulainya dari mana. kamu selalu ngeluh
ke aku. Kalo kamu belum buat sama sekali LKP kamu. Aku kepengen kita lulus
bareng-bareng. Makanya kau bantu kamu buat ngawalin pembuatan LKP. Aku bantu
kamu kalimat demi kalimat, kata demi kata. Himgga akhirnya banyak yang aspirasi
aku yang aku bubuhkan di LKP kamu. Sampai akhirnya LKP kamu selesai.
Tepat dihari kita akan melakukan sidang
LKP. Aku berangkat dari rumah pukul 5 pagi, setelah selesai sholat shubuh,
dalam doa ku, aku selalu meminta kebaikan-kebaikan untukmu. Tidak lupa untuk
meminta kepada sang khaliq untuk dimudahkan dalam sidang LKP kita hari ini.
Tidak lupa sebelum berangkat aku meminta doa restu kepada ibuku. Sekalipun
ayahku tidak ada di rumah. Sebelumnya aku sudah menelponya untuk meminta doa
dan doa restunya. Setelah semuanya sudah siap aku langsung berangkat menuju
rumahmu. Menjemputmu di rumahmu. Tepat pukul 7 pagi aku sudah sampai di
rumahmu. Disana aku lihat kamu sudah siap untuk berangkat. Tidak lupa aku
meminta restu dan doa kepada ibumu agar dimudahkan dalam sidang hari ini. Kita
kemudian langsung bergegas untuk menuju kampus.
Dikampus kita, sudah banyak sekali
mahasiswa yang akan melakukan sidang. Wajah mereka terlihat harap-harap cemas.
Ada perasaan takut pada diri kita. apakah kita bisa melewati sidang hari ini.
Aku selalu melihat kepadamu. Kamu terlihat tegang menghadapi sidang hari ini.
Tapi aku selalu mengatakan ke kamu kalo ini kita bakalan bisa lulus. Kamu harus
percaya . doa mamah kita sudah ada sama Allah. Pasti dikabulin.
Selesai sidang kamu nangis ke aku. Kalo
dosen penguji kamu bener-bener jatuhin kamu di waktu sidang dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sulit kamu jawab. Tapi aku tetep yakinin kamu kalo
kita pasti lulus bareng. Pengumumanpun di lakukan. Semua yang ada di ruangan
lulus tanpa terkecuali. Kamu nangis di depan aku. Aku genggam tangan kamu. Aku
bilang kamu berhasil, kamu lulus, kamu jangan nangis lagi. Kamu bisa kan. Hanya
itu yang bisa aku sampaikan untuk kamu. Aku seneng udah bisa bantu kamu sampai
kamu lulus. Listiyani Dewi akhirnya lulus, dengan perjuangan kuliah yang
bener-bener berat. Cobaan yang kamu laluin ketika kamu kuliah buat kamu semkin
kuat dalam ngejalanin hidup kamu. Dengan ekonomi yang kurang kamu bisa lulus
kuliah. Kamu udah bikin mama kamu bangga. Itu yng selalu kamu omongin ke aku.
Kamu selalu bilang sekalipun mama Cuma tukang cuci, aku mau buat mama bangga.
Kamu memeng luarbiasa lis, bahkan aku bangga pernah menjadi bagian dari
kehidupan kamu.
Wisuda
Sebelum wisuda banyat hal yang kita
cari. Dari kebaya. Setelan jas,pokoknya banyak. Waktu itu kamu belum punya uang
buat beli kebaya. Tapi aku yakinin kamu. Pasti nanti dapet kebaya. Mau kebaya
kaya gimanapun kamu tetep cantik. Dan akhirnya bener kamu dapet kebaya hasil
beli di pasar Kranji. Dengan kebaya merah delima itu kamu akan terlihat cantik.
Dan aku ga bohong, ketika wisuda kamu terlihat cantik.
Kamu dateng wisuda telat, aku khwatir
kamu ga dateng. Aku selalu mikirin kamu. Kamu naik apa ketempat wisuda. Sama
siapa. Dan yang ditunggupun datang. Kamu cantik. Dengan dandanan kamu seperti
itu dalam hati aku sambil berdoa. Ya Allah aku mau dia jadi istri ku kelak. Dia
cantik, dia manis. Kamu tersenyum kepada ku. Aku masih inget semyuman kamu.
Seakan kamu malu dengan dandannan kamu kepada aku. Sayangnya duduk kita jauh.
Aku hanya bisa memandangmu.
Selesai wisuda disanalah untuk pertama
kalinya kedua keluarga kita bertemu. Mama aku sama mama kamu. Kita foto bareng.
Masih aku simpan foto itu. Disana aku kepikiran kamu ga ada foto wisuda sama
keluarga kamu. Tapi kamu tetp sabar. Kamu tetep senyum, ga ada beban. Waktunya
pulang dari tempat wisuda. Kamu pulang mau naik taksi tapi tempatnya jauh uda
gitu mau ujan. Akhirnya mama aku tanyain ke aku. Listy suruh bareng aja.
Akhirnya aku telpon kamu. Aku ajak kamu bareng pulang dengan aku bersama
keluarga kamu.
Listiyani
Dewi, banyak hal yang kamu pelajari ketika kuliah selain mata kuliah, arti
ketulusanmu benar-benar membantu setiap orang yang pernah kau bantu. Tetapi
sikap kamu yang terlalu baik banyak orang yang iri terhadap kamu. Kamu
dimusuhi, di hujat bahkan kamu di caci, tetapi kamu tetap tegar. Tugasmu hanya satu lulus kuliah. Terbukti
dengan prestasi yang kamu raih saat itu. Nilai IPK kamu adalah yang paling
tinggi.
Listiyani
Dewi, ketika kita berpacaran sudah banyak pelajaran yang kita petik, jangan
terlalu baik sama orang itu adalah pesan aku kepada kamu. Sikap manja mu
perlahan berubah menjadi mandiri. Sikap takut kamu perlahan berubah menjadi
pemberani. Sudah tidak ada lagi sikap ketergantungan mu terhadap seseorang.
Kamu wanita hebat yang pernah aku kenal,
Listiyani
Dewi, kita asisten lab, kita bisa cari uang, kita bisa banyak belajar, kita
bisa mengenal banyak orang.
PERGINYA
BIDADARI
Seharusnya dari awal aku sudah sadar
bahwa sesungguhnya kamu menerima ku dengan banyak keraguan. Dengan sikap
semena-menamu terhadapku. Aku relakan semua kehidupan ku , waktu bermainku, dan
waktu istirahatku. Sikapmu yang selalu menginginkan kita selesai berhubungan,
padahal belum terhitung oleh bulan ataupun tahun. Setiap aku berbuat kesalahan
kecil kamu selalu menginginkan berakhirnya hubungan kita. tapi lambat laun kamu
semakin dewasa. Kamu semakin banyak belajar untuk menghargai orang lain.
Begitupun terhadapku, kamu semakin merasa nyaman, bahkan takut akan
kehilanganku.
Tapi itu dulu. Semenjak ibuku jatuh
sakit, kita memang jarang sekali bertemu. Satu atau dua kali dalam sebulan itu
sudah menjadi keberuntunganku untuk bertemu denganmu. Aku adalah anak pertama
dari tiga bersaudara. Dengan ayah yang sudah jarang pulang. Aku yang sewaktu
itu baru beberapa bulan bekerja, dengan upah dua setengah juta rupiah. Harus
menghidupi keluargaku sendirian. Aku mengurusi ibuku yang sedang sakit.
Memandikannya, menyiapkan makannya, mengurusi urusan-urusannya.
Semenjak kita lulus kuliah. Bertemuan
kita memeng sangat jarang. Kita sama-sama sibuk. Meniti karir dari nol,
menghadapi kerasnyambah persaingan dunia kerja. Ditambah hari libur kerja kamu
yang tidak menentu. Lantaran kamu bekerja untuk publik. Setiap pertemuan kita
habiskan dengan temu kangen. Tidak ingin rasanya aku berpisah denganmu lagi
ketika pertemuan itu. Ingin rasanya aku terus bersama kamu. Menjalani hidup
berdua dalam ikatan cinta nya Allah, tapi aku sadar aku belum punya modal.
Dengan kondisi keluarga aku yang seperti itu. Mau bagaimana aku menghidupi kamu
kelak.
Kamu mungkin merasa jenus saat itu,
yang tadinya kita selalu bertemu ketika kuliah. Kini untuk bertemu, kita harus
benar-benar mengatur waktu. Aku tahu mengenai kamu. Kamu tidak suka sendirian.
Kamu harus selalu bersama. Kamu mulai merasa jenuh dengan perjalannan kita.
Perjalanan yang baru akan dimulai. Kita akan mengarungi sebuah samudra. Kita
akan berlayar menuju kebahagiaan. Aku sudah siapkan perahu kecil kita. Tapi ada
sedikit keraguan dalam hatimu. Kamu mlah memutuskan untuk tidak berlayar
denganku. Kamu turun dari perahuku. Dan kamu kamu memilih untuk berlayar dengan
orang lain.
Dalam setiap keputusan yang aku ambil
aku harus memutuskannya sendiri. Dalam setiap curhatanku kepada kamu. Kamu
selalu menganggapnya kecil. Kamu seolah tidak mau tau dengan urusan keluargaku.
Hingga akhirnya aku harus diam.
19 April 2014.
Mama aku yang sedang sakit selalu
menanyakan perihal kabar tenteng kamu. Dari seminggu sebelumnya ia ingin sekali
bertemu denganmu. Akhirnya bersamaan dengan libur kerja kamu tepat di tanggal 19
April aku memintamu untukmain kerumah. Aku menjemputmu tepat pukul satu siang.
Seperti biasa, aku menunggu kamu selesai merias diri. Hingga satu jam lebih.
Jam setengah tiga kita baru berang kat dari rumah kamu. Di tengah perjalanan
aku ingat kamu menayakan arti dari “not beautifull but wonderfull”. Aku jawab
pertanyaan kamu dan kamu merasa senang sekali mengetahui arti dari kalimat
tersebut. Lantas aku menanyakan ada apa kamu menanyakan hal demikian. Kamu
menjawab temen statusnya kaya gitu. Tanpa berfikir panjang dan curiga. Aku
hanya mengiyakan saja apa kata kamu.
Belum setengah perjalanan cuaca menuju
arah rumahku sudah gelap diselimuti awan yang berpotensi hujan. Dan ternyata
belum berapa lama aku berpikir demikian. Hujan pun turun dengan intensitas sedang.
Kita yang baru sampai di dekat Asrama Haji Bekasi, akhirnya mencari tempat
untuk meneduh. Ketika meneduh aku melihat wajah kamu. Kulihat ada sedikit rasa
kesaldari raut wajah yang cantik itu. Aku tanyakan ke kamu, tapi kamu bilang
tidak ada apa-apa. Tapi aku bisa merasakan kalo kamu itu beda. Ada sesuatu yang
sedang kamu sembunyikan. Tapi menepis segala kecurigaanku. Aku coba untuk
berfikir positif saja.
Tidak beberapa lama hujan pun segera
reda. Tapi langit hitam masih pekat di atas kepala kita. Tapi karena aku tidak
mau kemalaman sampai di rumahku. Aku ajak kamu meneruskan perjalanan menuju
rumahku. Tapi sayang, baru kita sampai Unisma, hujan deras turun lagi, dan
akhirnya kita meneduh de pangkalan ojek perempatan rumah sakit Mitra Keluarga
Bekasi Timur. Ketika meneduh disana kulihat wajahmu masih saja cemberut.
Lantaran banyak orang yang meneduh juga. Aku enggan menanyakan perihal
tersebut. Hampir satu jam kita meneduh
di tempat itu lantara hujan yang tidak lekas berhenti. Akhirnya aku putuskan apabila
hujan masih saja seperti ini aku urungkan mengajakmu untuk ketemu ibuku yang
sedang sakit di rumahku. . tapi kamu menolaknya. Dan aku usulkanlagi bagaimana
kalo kita ke J3 terlebih dahulu. Ke LAB kita dulu. Karena tempatnya yang searah
dengan Rumahku. Kebetulan disana sedang ada Lab. Dan kamu kahirnya mengiyakan.
Hujan masih turun. Tapi waktu sudah menunjukan jam 4 sore. Akhirnya ketika
hujan mulai reda. Aku mengajakmu utnuk langsung ke J3. Tapi sayang hanya
tinggal beberapa ratus meter lagi hujan turun lagi. Hingga akhirnya ketika
sampai di J3 kondisi kita agak sedikit basah.
Sesampainya di J3 kita asik mengorol
dengan teman-teman yang lain. Aku hanya menonton you tube saja. Selang beberapa
lama. Aku kaget kamu tiba-tiba menginginkan perpisahan di antara kita. Entah
kamu sedang becanda atau yang lainnya. Wajah mu beda. Kamu seakan mengatakannya
dari hatimu. Tapi kau hanya meyakini kamu sedang becanda. Hingga akhirnya kau
mengiyakan keinginan kamu.
Sudah agak lama kita di lab. Dan
akhirnya kau menanyakanmu apakah kamu masih mau menemui ibuku karena jam sudah
menunjukan jam setengah 6. Dan kamu dengan ketus menjawab “ yauda ayoo udah
tanggung gini”. Akhirnya kita melanjutka perjalan kita kerumahku. Ketika di
perjalanan kamu hanya sibuk dengan hanphonmu. Kamu tidak berpegangan ke padaku
ketika naik motor. Sampai akhirnya aku menanyakan ke pada kamu sedang apa kamu.
Dari tadi sibuk mein hape. Kamu hanya menjawab tidak ada apa-apa. Baru dari
situ kamu berpegangan kapadaku. Tidak memelukku dari belakang. Hanya
berpegangan semaumu saja.
Sesampainya dirumah, aku memberitahu
ibuku bahwa aku telah membawamu ke rumah. Ibuku yang hanya tergilek lemas di
tempat tidur di ruang tamu mencoba bangun. Mencoba menyapa, dengan wajah yang
bingung sambil kamu sungkeman dengan ibuku. Dipeluknya dirimu seakan kamu
adalah anaknya seddiri. Di terawangi wajahmu seakan ingin selalu mengingatmu.
Menangisi karena rasa kangen yang begitu dalam terhadapmu. Seakan rasa rindu
terhadap anak perempuan yang sama sekali ia tidak miliki terpecahkan di malam
itu. Dengan menemuimu, dengan memelukmu. Dia merasakan kedamaian dihatinya.
Dari seminggu yang lalu dia lalu menanyakan kabarmu. Perlahan air mata ibuku
mulai terlihat turun dari matanya menuju pipinya. Yaa, iya menangisimu. Seolah
itu pertemuan terakhir kalian. setelah moment tersebut ibuku seakan tidak
menanyakan apa-apa lagi tenteng dirimu. Ia hanya bisa terdiam, tidak seperti
dahulu lagi ketika kamu main kerumah. Ian pasti selalu bertanya- tanya
kepadamu. Tidak ada rasa canggung terhadapmu. Seolah ibuku sudah menganggapmu
sebagai anaknya. Tapi malam itu dia hanya bisa diam. Tidak ada obrolan darinya.
Kecuali hanya menanyakan kabar kamu. Dua orang yang aku sayang. Ada apa dengan
kalian.
Waktu
terus berjalan, sudah setengah jam kita ada dirumahku. Kamu masih saja sibuk
dengan hape kamu, sibuk dengan BBM mu, aku tanyakan sedang BBM dengan siapa
tapi kamu malah mengelak. Bahkan aku tidak di perbolehkan melihat BBM mu,
ketika kamu lengah aku coba merebut hape kamu. Tapi seakan kamu tidak ingin
melihat isi dari BBm kamu, kamu bersih keras merebutnya kembali. Ada yang aneh
dengan kamu. Tdak biasanya, aku tidak ingin ada pertengkarang didekat ibuku
hingga akhirnya aku kembalikan lagi hape tersebut kepada kamu. Tapi rasa
penasaranku seakan tidak bisa aku tutipi. Akupun menanyakan hal yang sama, kamu
sedang BBm sama siapa. Tapi apa yang kamu lakuin?. Kamu malah menghapus semua
obrolan kamu di BBM. . hatiku semakin kesal. Lantaran aku tidak ingin ada
keributan di dekat ibuku, dan harpun sudah malam, aku mengajakmu untuk pulang,
kita pamitan bersama ke ibuku.
Di perjalanan aku masih kesal dengan
kelakuan kamu. Kenapa kamu manyembunyikan sesuatu, kamu mulai berbohong. Kamu
mengatakan yang kamu BBm adalah mas Yogi gebetannya Dewi, yaa kamu mulai berbohong.
Aku semakin kesal hingga motor yang aku kendarai aku pacu dengan kencang. Yaa,
ini kesalahan yang aku perbuat, di perjalanan aku masih menanyakan hal yang
sama, aku hanya ingin kamu jujur, tapi apa yang kamu kasih jawaban kebohongan
kamu lagi. Hingga akhirnya ketiga sampai di stadion bekasi. Aku yang tidak tahu
siapa yang kamu BBM. Yang kamu rahasiakan namanya, yang kamu jadikan ia sebagai
kebohongan-kebohongan kamu. Aku sebut namanya. Yaa, seolah aku tau namanya,
seolah ada yang berbisik kepdaku. P****. Itulah namanya. Aku sebut namanya,
tidak tau nama dari mana yang aku dapat. Kamu tercengang. Kamu semakin diam,
aku yang semakin kesal memintamu untuk jujur tapi kamu malah berbohong.
Kesalahan aku yang kedua adalah menbentakmu. Yaa, membentakmu dimalam itu. Aku
yang sudah kepalang kesal akhirnya mengantarmu untuk pulang. Di rumahmu aku
hanya diam, aku hanya menanyakan. Kenapa, ada aa dengan kamu?, apa isi dari BBM
kamu, tapi kamu hanya bisa menjawab tidak ada apa-apa. Akhirnya aku pinta hape
kamu, aku menyuruhmu untuk melanjutkan bbman kamu, tapi kamu menolak seakan
kamu marah terhadapku. Seakan rahasiamu diketahui olehku. Akumencoba untuk
menanyakan lagi ada apa dengan mu, apa yang kamu bbm sama dia, hingga akhirnya
aku rebut hape kamu, aku bbm dia. aku pink dia. dan akhirnya dia menjawab, aku
hanya bisa terdiam melihatmu dari hatiku. Dia menjawab dengan nada lembut.
Dengan bahasa aku dan kamu, aku jawab lagi, lagi dan lagi. Hingga akhirnya kamu
semakin kesal dengan ku lantaran semuanya sudah jelas. Kamu bermain api
dibelakngku. Kamu bakar aku dengan apimu. Kamu hancurkan aku dengan
kebohonganmu. Kamu kubur aku dengan kemarahanmu. Kamu mengatakan kamu nyaman
bila BBM sama dia. kamu nyambung sama dia.
yang lebih menyakitkan lagi sebelum kita bertengkar di kejadan malam
itu, kamu dengan teman kamu Azmi, malah ngerumpiin dia di tweter. Seakan tidak
mau ketahuan oleh orang lain. Kamu meminta untuk menanyakannya langsung pin dia
melalu bbm kamu.
20 April 2014
Hari itu berlalu Kamu memintamu untuk
menjauhimu. Kamu ingin sendiri. Namun hati ini tidak bisa menerima begitu saja
keinginan kamu. Kamu hanya mengucap ingin sendiri, ingin sendri, dan ingin
sendiri. Bahkan ketika aku tanyakan apakah kita putus, kamu malah menjawab,
tidak. Kamu hanya ingin sendiri. Kamu malah menggantungkan cinta kita. Dengan
ketidakjelasan. Dengan ketidak pastian. Kamu memang baik. Yaaah perbuatan yang
seharusnya tidak aku lakukan kepada orang yang aku sayang. Pertengkaran memang
selalu sering terjadi antara kita. Ego kita memeng masih terlalu kuat. Ga ada
yang mau ngalah. Selama berantem karena ego itu ga masalah. Tetapi aku paling
benci kalo ada yang hianatin cinta kita.
“
jangan pernah pergi dari aku”
Satu
kalimat yang mungkin aku selalu ingat. Entah apa maksud dari perkataanmu itu.
Lima hari setelah kamu bilang ingin sendiri, kamu memintaku untuk jangan pernah
pergi dari kamu. Kamu bilang melalui whatsup kamu. Hati ini semakin bingung.
Sbenernya ada apa dengan kamu. Aku memang tidak bisa membohongi diriku sendiri
kalo aku juga masih ingin bersamamu. Yaa bersamamu meneruskan cita-cita kita.
Memiliki keluarga kecil yang bahagia. Meimiliki rumah dimana akan kita tinggali
bersama dengan ibumu. Itu adalah mimipi kita yang mungkin tidak akan terwujud
apabila begini jalannya.
Tapi
apadaya rasa kangen selalu menyelimuti hati ini. Seakan masih belum terima
dengan keputusanmu. pikiran ini semakin kacau tidak karuan. Selalu mimikirkan
kamu. Kerjaanku terganggu. Aku tidak konsen untuk bekerja. Sesekali aku
mengubungi kamu tapi kamu selalumerijek teleponku. Aku sms kamu, kamu malah
marah-marah.
Ada
cerita yang mungkin ga harus kita ceritain. Bahkan mungkin cukup hanya kita
sama Allah yang tau. Aku menyesal telah ngelakuin itu. Aku meman salah lis, aku
memang salah, kamu sudah hukum aku dengan hukuman yang benar. Kamu sudah kasih
aku pelajaran yang paling berharga dalam hidup aku. 20 April kamu minta aku
untuk tinggalin kamu. Kamu minta untuk sendiri. Dengan alasan yang ga bisa aku
terima.
Listiyani
Dewi kamu ga pinter untuk berbohong. Kamu orang baik. Ada yang sedang kamu
tahan dihati kamu. Ada yang sedang kamu pikirkana di pikiran kamu. Aku tau kamu
lagi ga jujur. Perasaan aku yakin bahwa
di balik ini ada orang yang kamu sedang sukai. Lis kamu ga bisa bohong. Kamu
orang jujur tetapi kenapa hari itu kamu tidak jujur. Asal kamu tau. Aku mau
matipun karena kamu. Aku pengen bunuh diri karena aku bingung harus gimana lagi
ngeyakinin kamu kalo aku bener-bener pengn serius sama kamu. Tapi apa yang kamu
kasih, kamu ga kasih aku harapan yang pasti. Kamu malah kasih aku hadiah yang
paling luarbiasa. 3 minggu setelah kamu bilang pengen sendiri, kamu sudah jalan
dan bilang suka samalain dengan cowo lain. Lis hati aku sakit, hati aku sakit.
Aku
mencoba bunuh diri. Bahkan aku ga bisa ngelakuin apa-apa lagi. Tetapi kamu
tetap dengan pendirian kamu. Aku bahkan berani bersumpah di hadapan rumah
Allah, bahkan kamu tidak menggubris sumpahku.
Listiyani
Dewi, meskipun sekarang kita beda. Kamu tetap kamu. Aku tetap aku. Listiyani
Dewi, sekarang ada sedikit perasaan yang kamu sembunyikan, aku tau itu. Sesuatu
itu aku bisa lihat, bisa aku rasakan. Apakah karena kamu ingin aku berubah.
Ataukah kamu benar-benar ingin pergi. Aku tidak tahu. Cuma kamu sama Allah yang
tau.
Pesan
aku bebasin diri kamu, jangan ada yang disembunyikan, jadilah diri kamu. Kamu
yang terbaik, kamu yang terindah, kamu luarbiasa.
Aku
bertemu dengan mu bersama lelaki yang sudah menaklukan hatimu lagi. Antara
hatiku senang tau pun kecewa. Aku tetap bisa mengantrol emosiku. Disana aku
hanya bisa melihat kamu seakan malu untuk menatapku. Di depan mataku kamu
bermesraan dengannya. Tidak mempedulikan aku yang ada disampingmu.
Dari
sana aku megetahui bagaimana kelakunmu. Aku merasa tenang, aku merasa aku yang
menang. Semua sudah jelas, kamu meninggakanku hanya karena seorang lelaki yang
baru kamu kenal. Kamu bahkan tidak menghiraukan sakitnya aku dan keluargaku.
Kamu yang selalu aku banggakan di hadapan keluargaku. Ternyata seperti itu.
Tapi aku senang, semuanya sudah terjawab. Bahkan yang pencipta tidak harus
melalu paranara siapapun untuk menyampaikan bagai mana dirimu. Dia langsung
menunjukan siapa kamu dihadapanku.
Aku
tidak menyalahkanmu karena masalah itu aku semakin kasihan kepada kamu. Alu
juga tidak kesal karena kejadian itu. Bahkan aku malah bersyukur. Dalam hatiku
tetap masih ada kamu. Menjadi siapapun nantinya kamu dalam kehidupanku.
Listiyani
Dewi, aku Cuma bisa berdoa Cuma nama kamu yang ingin aku ebut ketika ijab kobul
nanti, Cuma dengan kamu aku bisa menjalani kehidupan masa depan aku. Cuma dengan kamu aku ingin menjadi imam rumah
ku nanti. Dengan kamu aku ingin berbagi kebahagiaan dan kesusahan aku nanti.
Cuma dengan kamu aku ingin berbagi keluh kesah mengenai kehidupan ku. Cuma
dengan kamu aku ingin bendapan keturunanku nanti. Biar Allah yang atur
semuanya. Amiiin ya robbal alamin.
Listiyani
Dewi kalo memang kamu tulang rusuk aku. Allah pasti akan menyatukan kita lagi.
Tapi kalo Allah berkehandak lain Allah pasti akan kasih yang terbaik untuk
kita. Terima kasih ya Allah sudah hadirkan Listiyani Dewi untuk saya,
terimakasih ya Allah sudah pernah hadirkan rasa cinta untuk kami. Terima kasih
ya Allah sudah pernah memberi saya bidadari dari surgamu. Terimaksih ya Allah
sudah perkenalkan kami keseluruh keluarga kami.
Listiyani
Dewi, aku memeng sering buat kesalahan mungkin ini hukuman yang pantas untuk
aku. Dijauhin kamu, bahkan kamu tidak menanyakan kabara aku disini gimana. Aku
sendirian disini, ngga ada yang temenin perjalanan hidup aku lagi. Aku mendadak
menjadi kepala keluarga yang aku ga tau harus mulai dari mana, harus
bagaimna,harus seperti apa. Hidup memang tidak bisa di prediksi. Itu sebabnya
Allah menciptakan yang seperti itu agar hambanya selalu berpikir positif.
Semoga kamu bahagia dengan apa yang sudah kamu
pilih. Aku Cuma ga mau kamu semakin takut ketika ketemu akau. Tapi aku janji
ketika kamu ketemu aku lagi. Kamu akan ketemeu dengan sebaik-baiknya fickri.
Aku selalu janji akan memdoakan kamu. Maminta diampunin dosa-dosa kita di masa
lalu yang pernah aku ajarkan ke kamu. Aku emank bukan laki-laki baik sekarang.
Tapi kedepannya aku janji menjadi laki-laki yang paling baik untuk keluarga aku
dan sesama.
Perlahan kamu buang aku dalam pikiran
kamu, perlahan kamu hapus aku dari hati kamu. Perlahan tapi pasti. Tindakan mu
sedikit banyak menggores hatiku. Aku merasakan rasanya kehilangan yang amat
sangat pedih. Tidak seperti janji-janjimu ketka kamu ingin meninggalkanku.
Tidak seperti keinginanmu ketika kamu bersihkeras untuk pergi dari aku.
Aku tidak merasa marah kepadamu. Aku
hanya perfikir bahwa semua ini balasan untuk kelakukanku kepadamu. Aku hanya
beryukur bahwa tuhan membalasnya masih didunia ini. Aku tahu ketika kamu hapus
semua tentang diriku. Disana masih ada temoat duhatimu untukku. Kamu masih
memikirkanku. Karna didalam kebencian banyak mengandung kecintaab yang
mendalam, itu yang aku pelajari dari kesendirianku.
Aku memang pernah salah ketika aku akan
bunuh diri ketika kamu meninggalkanku. Tapi satu yang perlu kamu tahu. Sampai
saat ini, besok, bahkan masa depan nanti aku selalu mencintaimu. Selalu ada
tempat untukmu untuk kembali. Jangan pernah berubah. Jangan pernah membenci
yang seharusnya tidak kamu benci. Jangan pernah pergi dari kemyataan yang
memang tidak akan pernah bisa pergi dari kehidupanmu. Janjiku hanya satu.
Mengiklaskanmu untuk kebahagiaanmu, untuk cintamu, untuk masa depanmu.
PERGINYA SANG PAHLAWAN
KELAURGAKU
20
Mei 2014
Hari
dimana aku menjadi piatu. Bahkan bisa dikatan aku menjadi yatim piatu sekalipun
aku masih memiliki seorang ayah. Aku akan menceritakan sebelum hari itu
terjadi. Dimana seorang pahlawan rumahku. Bahkan seorang yang paling aku
sayangi dipanggil sama Allah. Allah ternyata lebih sayang dengan mama. Sehingga
ia mengakhiri segala kesulitan yang ada dalam tubuhnya. Yaa mama memang setaun
belakangan terkena diabetes. Penyakit yang paling aku takuti. Kondisi mama yang
semakin lama semakin memburuk. Badannya jadi kurus. Kekuatannya dan tenaganya
semakin berkurang. Bahkan ingatannya tidak begitu baik. Mama mulai pikun. Dia
mulai lupa dengan kenangannya beberapa tahun silam. Tapi dia masih ingat betul
dengan namamu Listiyani Dewi. Dia menanyakan terus perihal kamu. Bagaimana
keadaan kamu. Bagaimana kuliah kamu. Bagaimana kerjaan kamu. Dia menanyakan itu
terus.. yang paling membuat aku sedih. Aku harus berbohong sama mama perihal
kenapa kamu jarang main kesini. Kerumah aku. Aku hanya bisa memjawab mungkin
lilisnya cape kerja mah. Bahkan lilis bisa aja hari minggu itu masuk kerja.
Ibu
aku belum bisa membuatmu bangga akan prestasiku. Dalam usiamu yang 42 tahun
engkau pergi meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya. Hari itu hari Selasa
tanggal 20 Mei 2014. Seakan engkau tidak kuat lagi menahan beban sakit yang
kamu derita. Allah memanggimu lebih cepat. Kami semua membawamu ke rumah sakit.
Tampa ada uang sepeserpun di dompet aku. untung masih ada wa Kati yang bisa
menolong waktu itu. Bahkan rasa laparpun aku belum makan dari siang kemarin.
Aku pangku dibuku aku baringkan di pangguanku. Matamu hanya bisa menatap lurus.
Dan nafasmu sudah kau ambil sedalam-dalamnya. Aku terus bacakan kalimat
syahadat agar kelak ibu bisa mengikuti kalimat yang aku ucapkan. Aku tidak
ingin berhenti manatap mata mu ibu. Aku takut ini yang terakhir kalinya aku
melihat matamu. Aku seakan ragu apakah ini waktu terakhirmu ibu. Tapi aku
selalu menampiknya dari pikiranku.
Sesampainya
di rumahsakit. Kamu langsung di tangani pihak rumahsakit. Aku menemanimu di
dalam. Menuju ruang administrasi aku daftarkan ibuku. Sedang ibu sudah di urusi
oleh perawat dan dokter rumah sakit. Aku takut akan kehilangan orang yang aku
cintai lagi. Pikiranku kosong, aku terbengong. Bahkan ketika petugas apotik
memanggil nama ibukupun aku harus disadarkan oleh bibiku. Aku yang hanya
memakai kaos yang bolong kecil di bagian pundaknya. Rasa kantuk yang menyerang
karena semalaman belum tidur juga tidak aku hiraukan. Bahkan rasa lapar yang
yang amat sangat tidak aku rasakan. Yang aku hanya bisa pikirkan adalah ibu ibu
ibu dan ibu. Hati ini rasanya ingin menjerit. Ingin rasanya aku menangis. Tapi
aku sadar aku hanya sendiri.
Hanya
ada uang 100 ribu di kantong celanaku. Aku tidak membawa dompet bahkan kartu
identitas satupun. Aku kembali ke ruang UGD sambil membawa obat dan
alat-alat lain yang membantu pengobatan
ibuku. Tidak berapa lama dokter mananyaiku. Dari kapan ibu ku seperti ini. Aku
jawab dengan sejujur-jujurnya. Setelah dokter selesai bertanya. Aku langsung
menghampiri ibuku. Di masih dengan keadaan yang seperti tadi. Tidak bisa
berbicara. Hanya bisa bergumam saja. Aku semakin takut, ketika para perawat
sangat sulit sekali untuk memasangkan infusan ditubuhmu, kenapa, ada apa, apa
para perawatnya yang tidak bisa. Aku semakin bingung. Tetapi para bibiku
meyuruhku untuk tenang. Aku malah disuruh untuk istirahat sejenak di luar UGD
oleh bapak ku. Bibiku juga menyuruhku demikian karena dilihatnya aku kelelahan.
Ibu seandainya aku saja yang menggantikan posisimu di sana. Aku rela, aku
ikhlas. Aku tidak mau melihatmu jadi seperti itu.
Dengan
berat hati aku harus keluar aku harus mengistirahatkan tubuh ku ini. Pesan
orang-orang terdekatku aku harus jaga kesehatan biar sehat jagain mamanya.
Setelah sampai diluar UGD, aku pun mencari warung makan. Setelah ada tempat
makan ternyata di sana sudah ada bibi serta om ku yang lain yang tadi juga
mengantarkan ibuku ke rumah sakit. Mereka sedang makan juga di sana. Sambil
makan ternyata om ku menemui bapak tukang warung. Mereka berbisik dibelakangku. Selesai mereka berbisik. Bapak
tukang warung itu menghampiriku. Aku pun yang selasei makan di ajak ngobrol
oleh bapak tersebut. Dalam obrolan itu seakan dia sudah mengenaliku. Dia
menyuruhku untuk sholat dhuhur, setelah itu aku disuruh membaca surat Yasin
sebanyak tiga kali balik. Apabila sudah selesai ambil air dengan botol aqua
kecil dan kembalilah ke ruang UGD. Usapkan air tersebut di alis mata ibumu,
kemudian di tangannya, kemudian di kakinya. Seolah-olah kamu sedang mewudhukan
ibu kamu sambil membaca kalimat Alquran “ lailaha
ila angta subhanaka inni kuntu minazzolimin “ sebanyak tiga kali juga.
Akupun
langsung melaksanakan apa yang disuruh oleh bapak tersebut. Dalam setiap ayat
yang aku baca banyak sekali godaaan yang aku hadapi. Dari bunyi hape orang
lain. Bahkan hape aku sendiri terus bergetar. Entah apa yang terjadi. Dalam
hati ini aku hanya ingin fokus membaca surat yasin tersebut sebanyak tiga kali.
Alhamdulillah,
akhirnya selesai juga bacaanku Yaasin.
Aku bergegas ke ruang UGD. Sambil membawa air di botol. Aku buka hapeku,
ternyata ada 3 panggilan tidak terjawab dari bibiku. Aku semakin cemas kenapa
bibiku menelponku. Sesampainya aku di
UGD. Hanya ada bibiku aku tanyakan di mana bapakku bibi hanya menjawab lagi
beli makan. Aku usapkan air itu di alis mata ibuku. Kemudian di tangannya.
Kemudian di kakinya. Sambil aku bacakan kalimat Al-quran yang tadi diberiyahu
oleh bapakwarung. Tepat di telinga kiri dan telinga kanannya. Sambil aku berdoa
“Ya Allah jikalau ini memang akhir dari hayat ibuku. Tolong permudahkan
jalannya untuk kembali kepadamu. Tapi jikalau kau berkehendak lain dan ingin
ibuku sehat. Beri kemudahan jalannya juga”.
Selang
beberapa detik aku kaget ibuku seolah ingin menarik nafas panjang seperti orang
sesak nafas. Aku pun panic aku langsung memanggil perawat. Kebetulan bibiku
juga masuk ke ruang UGD. Melihat aku panic bibiku langsung menemui ibuku. Aku
kembali dengan bersama perawat. Bibiku menangis dan menghampiriku dia menangis
dipundakku aku tertegun bapak ku baru saja balik dari makan siangnya. Melihat
kondisi ibuku yang seperti itu bapakku juga menangis. Aku yang masih
terbengong. Dengan pikiran yang tidak tahu kemana. Apa yang terjadi dengan
ibuku. Air mata tidak ada yang keluar dari mataku. Aku hanya bisa diam melihat kondisi
ibuku yang seperti itu. Nafas yang dia ambil dalam dalam Perlahan mulai
menghilang. Dalam tiga tarikan nafas. Aku lihat kaki ibuku sudah membiru. Aku
pegang kakinya sudah dingin. Alat deteksi jantung sudah berhenti. Hanya ada
garis lurus dengan bunyi nya. Detak jantung ibuku sudah berhenti. Terlihat dari
dadanya yang memeng terlihat karena tubuh ibuku yang semakin mengurus. Alat
pacu jantung sudah digunakan juga untuk ibuku, Tapi tetap tidak berguna. Allah
apa ibuku sudah diambil nyawanya?. Perlahan air mataku mengalir, yaa aku
menangis. Aku seakan tidak percaya. aku bersandar di tembok rumahsakit dekat
dengan kaki ibuku. Ayahku menangis begitu juga bibi ku. Mereka menangis di
pundakku. Berpegangan kuat terhadapku. Seakan pikir mereka aku kuat akan semua
ini. Sudah cukup kehilangan kamu
Listiyani Dewi. Aku tidak ingin kehilangan orang yang aku sayang lagi.
Dokter
sudah menetapkan bahwa ibuku sudah meninggal IIN AMBARWATI Pahlawan untuk
keluargaku. Ibu yang sangat aku sayangi, ibu yang sangat aku banggakan karena
tanggung jawabnya terhadap keluarga ini. Ibuku sudah tiada. Meninggalkanku dari
dunia ini. Aku sendiri lagi. Bahkan aku belum bisa membuat ibu bangga akan
diriku. Bahkan aku belum memenuhi janjiku untuk membawa mu untuk menemui ibuku.
Bahkan rencana untuk melamarmu, menikahimu, belum sempat aku penuhi untuk
ibuku. Maapkan aku ibu.. penyesalan,
penyesalan hanya ada penyesalan.
Tanggal
1 Juni 2014, malam ini aku bener-bener kangen sama mama, sama kamu juga. Tapi
aku harus belajar bener-bener belajar rasanya kehilangan. Aku selalu memikirkan
sedang apa kamu disana, ingetkah kamu sama aku disini. Aku harus tahan rasa
rindu ini. Tidak tau sampe kapan, tidak tau akan berakhir atau tidak, aku tidak
tau, aku kangen masa-masa kita dulu. Masih banyak mimpi-mimpi yang telah kita
buat tetapi belum tercapai. Apa kamu inget itu?. Listiyani Dewi aku disini
sendiri, terpaksa dan mau tidak mau menjadi orang tua dari adik adik aku. Aku
perlu pendamping. Aku perlu support, bukan keiinginan tapi kebutuhan. Aku
selalu yakinin kamu kalo aku bener-bener butuh kamu.bukan untuk hal yang
macam-macam, tapi aku butuh kamu untuk jadi penyejuk di hati aku.
Dalam
pikiran aku selalu berkata. Aku harus bisa tampa kamu, aku harus bisa tanpa
perhatian kamu. Tapi entah apakah Allah yang berkata aku harus sabar, tunggu
semua akan indah pada waktunya. Dalam hati kecil aku selalu berkata seperti
itu. Selalu ada nama kamu dalam doa aku. Tidak akan pernah lupa aku sebut nama
kamu Listiyani Dewi jaga dan ampuni dosa-dosa nya karena aku kamu menjadi
seperti itu. Allah ampuni dia, ampuni dia, ampuni dia. Foto terakhir kamu aku
titip di AL-Quran yang aku baca setiap hari. Aku titip sama Allah. Biar kamu
aman, biar kamu bahagia.
Sekalipun
sulit, dan memang benar-benar sulit. Aku tetep tawakal dan berserah diri sama
Allah. Lis aku masih sayang sama kamu. Bukan karena apapun. Aku ikhlas sayang
sama kamu untuk aku jadikan istri, untuk menjadi ibu dari anak-anak ku. Semata-
mata karena Allah. Sekalipun kamu bilang aku lebay. Ini bukan lebay. Ini
keseriusan aku sama kamu.
Sepi
rasaanya lis. Ketika kamu baca bacaan ini, mungkin aku uda ga ada. Jangan nyesel,
ini udah jalannya. Kamu cantik, kamu baik, kamu indah, kamu luarbiasa, kamu
segalanya. Sekalipunga didunia. Surga nanti aku akan minta bidadari seperti
kamu.
4
Juli 2014. Masih merasa sepi tapi hati sedikit tenang, sekalipun kamu cuekin
aku ga bales WA aku. Aku ga tau seberapa bencinya kamu sama aku. Aku Cuma
pengen ketemu kamu. Ngobrol manja, ketawa bareng, ledek-ledekan. Aku kangen di
cemberutin kamu. Aku kangen sifat manja kamu. Aku kangen semua sifat kamu. Lis,
andai ada kesempatan kedua aku bakalan ngehapus semua luka hati kamu, jagain
kamu dan ngasih cinta yang bener-bener dan sungguh-sungguh. Aku emang manusia
paling bodoh. Yang ngebiarin semua hilang dan tinggalin aku. Aku akan cari
sisa-sisa cinta kamu sekalipun udah ga mungkin ada lagi.
Ramandhan
sekarang bener-bener luar biasa. Bisa jadiin aku laki- laki yang bertanggung
jawab sama keluarga. aku ga mau tagih janji-janji kamu sebelumnya. Biar kamu
bahagia sama apa yang kamu pilih. Lis aku pengen kita kaya dulu lagi. Ngejar
mimpi-mimpi kita yang sebentar lagi aku capai.
5
Juli 2014, malam ini malam minggu, aku masih di rumah. Terus mikirin kamu.
Sedang apa kamu disana. Sama siapa kamu disana.
Kamu pasti senang di sana. Sama pacar baru kamu, senyum kamu aku bisa
lihat, senyum bahagia, senyum kebebasan. Ternyata bukan Cuma aku nantinya yang
lihat aurat kamu, tapi dia juga. Lihat indahnya senyum kamu, lihat betapa
cantiknya kamu. Aku terus mikirin hal itu. Listi disini aku gundah sendirian,
ga ada sandaran buat aku cerita, buat aku ngeluh.
Kamu
sedikit demi sedikit ngehindar dari aku, kamu bisa nyadarin itu begitu juga
aku. Aku coba lupain kamu aku berusaha ikhlasin kamu. Tapi apa yang hati aku
bilang. Dia ga bisa di bohongin. Aku Cuma pengen bialng aku kangen sama kamu.
Susah seneng uda kita lewatin sama-sama. Aku ga bisa lupain itu. Ucapan selamat
tidur kamu, ucapan selamat berbuka puasa dari kamu, aku bener-bener gabisa
lupain kamu. Segimanapun kamu suruh aku lupain kamu, aku ga bisa. Aku uda benr-
bener sayang dan cinta sama kamu. Aku Cuma pengen kamu nyaman lagi sama aku,
bukan sama yang lain. Segimanapun kamu menghindar dari aku. Aku pasti berusaha
untuk temuin kamu. Tapi aku ga bisa maksa kamu untuk sayang lagi sama aku. Aku
Cuma pengen kamu bahagia. Aku Cuma pengen kamu seneng sama apa yang kamu pilih
Aku
pengen ketemu kamu. Aku pengen peluk kamu. Aku pengen cium kamu. Aku kangen
sama kamu. Pengen aku sms kamu. Lagi apa kamu sayang. Tapi kamu ga bakalan
bales aku WA kamu jam 19.37. dan kamu ga bakalan bales.
Aku
bilang aku sepi sekarang ini tapi apa yang kamu bilang ke aku?. Aku lebay, suka
ngeluh, ya tapi itu yang aku rasain sekarang. Aku akan tepatin janji aku. Kamu
minta aku jangan tinggalin kamu. Aku ga akan tinggalin kamu. Ga akan jauhin
kamu. Segimanapun kamu udah nyakitin hati aku. Akan tetep akan sayang sama
kamu.
Sekarang
kamu akan bener-bener jauhin aku. Ga akan ketemu aku lagi, uda ga bisa becandaa
bareng lagi. Aku kangen pelukan kamu. Aku kangen ciuman kamu. Aku kangen semua
yang ada sama kamu. Aku ga akan bahas semua janji-janji kamu sama aku, karena
cuma Allah yang akan tanyakan janji-janji itu.
9
Juli 2014, lagi-lagi aku mimpiin kamu. Kamu masing sayang sama aku. Kamu masih
ada buat aku. Kenapa harus mimpiin kamu. Ketika aku pengen bener-bener lupain
kamu kanapa Allah hadirin mimpi itu. Seakan-akan Allah kasih tau aku jangan
sampai lupain kamu, jangan jauhin kamu. Dengan sikap kamu yang seperti itu hati
aku sakit banget, bahkan aku ga mau ngungkit lagi kesalahan kamu. Sekalipun aku
bener-bener salah sama kamu. Kamu bilang pengen sendiri tapi ngyatanya 1 bulan
kamu udah jadian sama dia. Hal yang aku omongin ternyata jadi kenyataan. Kemana
hati kamu? Kemana cinta kita? Kemana mimpi-mimpi kita. Semakin aku pengen
lupain kamu semakin rajin juga Allah ngingetin aku sama kamu. Apa maksud dari
semua itu. Semuanya udah kejadian. Semuanya udah terlanjur. Kamu udah ga sayang
lagi sama aku. Kamu lebih milih dia tampa ngasih aku kesempatan untuk berubah.
Tanpa menoleh kearah belakang, apalagi melihat ke arah aku. Kamu uda
bener-bener benci sama aku.
Allah
bahagiakan kamu selalu dengan apa yang kamu pilih. Ampuni dosa-dosanya. Karena
aku dia jadi dosa, karena aku dia lupa, Karena aku semuanya karena aku. Allah
lindungi dia selalu, jauhkan dia dari perbuata-perbuatan yang tidak kau ridhoi.
Sayangilah ia selalu, termasuk ibunya, kakaknya dan keponakan-keponakannya.
Allah semoga tali silaturahmi aku dengan dia tidak terputus. Hamba kangen sama
Ibunya, hamba kangen sama keponakan-keponakannya. Hamba kangen masa-masa dulu.
Ya
Allah siapapun yang memilikinya tolong jangan tanyakan masa lalunya, siapa dia
di masa lalu, bagaimana dia dimasa lalu. Pertemukan dia dengan orang yang
bener-bener terima dia apa adanya tanpa pertanyakan masa lalunya karena dia
adalah wanita terbaik yang pernah aku kenal selain ibu ku. Ya Allah semoga
semuanya kan baik-baik aja. amiiin
Allah
bantu aku untuk semua ini. Tegarkan aku dalam setiap keputusanmu. Amiin
Dalam kejadian ini aku menjadi semakin
dewasa. Diamku bukan berarti aku tidak peduli terhadapmu. Dalam diamku terdapat
banyak doa dan rasa rindu yang sangat amat banyak. Dalam diamku banyak tangis
yang tersembunyi. Dalam diamku banyak penyesalan yang aku pendam,dalam diamku
terdapat banyatk permintaan maap yang ingin aku sampaikan. Dalam diamku
terdapat banyak kesabaran dalam menantimu. Menantimu untuk kembali menantimu
untuk pulang dalam pelukku. Dalam cinta yang pernah kita bangun bersama. Yang
kemudian dalam keridhoannya yang akan membawa kita dalam Janahnya. Aku akan
menjadi yang lebih baiklagi ketika aku bertemu denganmu baik dalam mimpiku atau
dalam keabadianku.
Bertemu
dengan mu apakah akan menjadi sebuah keindahan ataup un malah menambah baban di hati ini.
Senin,
27 Oktober.
Malam
itu aku berniat untuk menemui mu. Aku juga ingin sekali menengok ibumu.
Sekalipun aku merasa cemas. Hatiku seakan tidak yakin apa aku harus menemuimu
atau tidak. Dalam hati ku rasa kangen itu selalu ada ketika kita saling
mencintai, ketika kita saling berbicara. Sayang aku masih menyayangimu. Aku
paksakan malam itu untuk menemuimu aku beranikan diriku, sekalipun ada rasa
takut dalam hatiku, aku takut kecewa, aku takut kamu berbeda, aku takut kamu
berubah, hatiku merasa berdebar kaetika aku sampai di depan rumahmua. Ada
perasaan bahagia yang muncul seketika ketika orang di rumahmu menyambutku
dengan gembira.
Aku
kira kau tidak akan menemuiku karena cukup lama kau tidak keluar dari rumah.
Tapi ternyata kau keluar sambil membawa secangkir yang aku kira kopi. Tapi kau
membuatkan ku secangkir coklat hangat. Aku terkejut. Tidak ada yang berubah
dari kamu. Di sana aku masih belum berani untuk memandang mu seperti saat kita
masih satu. Aku terus saja mengobrol dengan kaka mu. Mba tri. Seperti tahu kalo
aku ingin mengobrol dengan mu. Mba Tri mencoba untuk meninggalkan kita di
depan. Aku ingin mencoba membuka pembicaraan. Tapi aku bibir ini seakan kaku
untuk mengucapkan satu katapun. Kumulai dengan sunyum kepadamu. Senyum yang
sebetulnya menyimpan banyak Tanya. Menyimpan kerinduan yang amat sangat lebih.
Menyimpan kesedihan yang amat sangat. Cukup aku yang tau. Kamu jangan sampe
mengetahui kesedihanku. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum bahagia. Aku mau
kamu sesalu ceria.
Sayang
seandainya aku bisa memanggilmu dengan sebutan itu lagi. Tanpa harus aku
brsembunyi dari dunia ini. Dengan lantang aku akan berteriak bahwa aku sayang
kamu. Aku akan menikahimu. Hendaknya Allah akan mengabulkan doa- doaku.
Liatiyani Dewi.
Akhirnya
keluarlah kalimat pertamaku. Yaa, aku menanyakan kabarmu. Seolah aku tidak tahu
harus berbicara apalagi. Cuma kitu kalimat yang aku tanyakan kepadamu dalam
membuka obrolan kita. “kamu gemukan sekarang?” aku bertanya. “ iya nihh makan
malem terus” dia menjawab. Kemudian obrolan kita saling lepas. Aku tanyakan
kenapa kamu tidak pernah ke lab. Aku memintanya untuk datang. Tapi lagi-lagi
alasan kamu sama. Yaitu kerja dan kerja..
Dalam
obrolan itu aku tidak ingin membahas hal yang lain. Melainkan yang ingin
membuatmu terus tersenyum. Aku ingin membiasakan dan aku ingin malam itu seolah
belum terjadi apa-apa terhadap kita. Aku ingin tertawa lepas, tersenyum lepas,
bahkan aku ingin bersandar di pundakmu untuk menceritakan keluh kesahku. Betapa
selitnya aku menjalani khidupanku. Ingin rasanya aku waktu saat itu berhenti.
Aku hanya ingin mengucapkan aku masih sayang kamu. Ingin sekali aku memendangmu
lama. Tapi hati ini tidak kuat. Seakan aku sudah sulit untuk mengenali kamu
lagi. Dalam hati rasanya ingin aku mengucapkan rasa kangen itu. Tapi aku tidak
berani untuk menyampaikannya. Listi, seandainya kamu tau bagaimana aku
sekarang. Seandainya kamu tau kondisi aku sekarang. Biar ALLAH yang sampaikan
semuanya..
Rasanya
aku tidak ingin pulang waktu itu. Ingin lama aku mengobrol denganmu. Tapi
kenapa ada yang berbeda dengan batinku. Rasa kangen bercampur rasa kesal. Entah
apa yang ada dalam benakku. Banyak yang ingin aku ceritakan mengenai
kehidupanku belakangan ini. Banyak yang ingin aku tunjukan bagaimana aku benar-benar
berubah. Resa takutku berubah jadi kenyataan. Mimpi-mimpiku menjadi kenyataan.
Kita sudah berbeda. Kita sudah menjadi aku dan kamu.
Listiyani
Dewi, hanya nama mu yang selalu aku sisipkan dalam doaku. Bersamaan dengan
doa-doa untuk Ibu, ayah, dan adik-adikku. Jujur sangat sulit untuk melupakanmu.
Karena yang aku tau dari kecil aku diajarkan untuk mengingat sesuatu, bukan
untuk melupakan sesuatu. Memenag benar Allah punya rencana, punya tujuan dan
maksud kita dipertemukan. Aku pasrah aku pasrah dan aku pasrah.
Cerita ini dibuat hanya untuk kekasih
hatiku. Hanya kamu yang tahu mengapa sampai saat ini aku masih sendiri. Semoga
kisah cinta kita bisa menjadikan sejarah untuk hati kita. Akan ku tunggu kau di
keabadian dalam cinta yang sesungguhnya. Listiyani Dewii..
Dear Listiyani Dewi, sayangku, Lelequ,
Yayankku, my Beloved.
Setelah kamu terima buku ku ini.
Mungkin aku sudah tiada. Aku tidak tahu lagi harus berkata apa ketika aku bisa
menjadi bagian hidupmu. Menjadi seseorang yang selalu ada untukmu. Menjadi
seseorang yang nisa menemanimu hingga kau lulus kuliah dan bekerja.
Aku bahagia telah menjadi sebagian
sejarah hidupmu. Sejarah yang mungkin menurutmu buruk, tau menurutmu harus
dihapuskan dari ingatanmu. Aku bahagia bisa mengenal semua bagian hidupmu,
keluargamu, teman-temanmu. Aku orang beruntung dari sebagian laki-laki yang
pernah mendekatimu. Aku bisa merasakan kebahagian dunia bersamamu.
Aku meminta maap kepadamu atas semua
yang pernah aku lakukan terhadapmu. Baik yang disengaja ataupun tidak
disengaja. Dari hatiku yang paling dalam, aku menyesal terhadapap apapun yang
telah aku lakukan terhadapmu khusunya di akhir perjalan cinta kita.
Jadilah wanita yang kuat seperti ibumu,
seperti ibuku. Gapai semua mumpimu. Dasarkan semua pada keimananmu. Mintalah
kepada Allah. Berusahalah dengan yang terbaik. Doaku selalu ada untukmu.
Fickri
Ardiansyah
Mimpi
kita berdua
Rumah kecil dimana ada kita didalamnya
bersama ibumu. Dan anak-anak kita. Tidak harus besar etapi nyaman untuk kita
tempati. Sekalipun harus banting tulang untuk memulikinya, tapi ini adalah masa
depan kita, atap kita, tempat kita bernaung untuk meraih mimpi-mimpi kita.
Dengan sebuah mobil kecil Honda Jazz di bagasinya. Cukup untuk keluarga kecil
kita. aku mencium keningmu ketika aku akan memulai untuk mencari nafkah
keluarga kita. Kemudian engkau menyambutku dengan senyum yang lebar ketika aku
selesai pulang mencari nafkah.
Aku selalu menceritakan apapun yang
terjadi keika aku bekerja tadi, layaknya dongeng penghantar tidur. Engkau
memberikanku sebuah jawaban pasti akan semua masalah pelik duniaku. Dunia yang
tidak akan kekal. Cerit tangis anak kita membangunkan kita ketika malam. Kita
saling bahu membahu dalam mengurus semua kebutuhan keluarhga kecil kita.
Aku
masih memiliki ibu yang bisa menjadi panutanku. Yang bisa membawaku kedalam
surganya Illahi. Ibumu adalah ibuku. Menggantikan segala kasih sayang ibuku
yang sudah duluan dipanggil oleh Illahi. Aku tidak harus merasa sendiri lagi,
aku tidak harus merasa kehilangan ibu lagi, lantaran sekarang ada ibumu bersama
keluarga kecil kita. ibumu adalah malaikatku. Pelangkap dalam kehidupan
keluarga kecil kita. seseorang yang sangat aku hormati.
Ini adalah mimpi kita yang sama sekali
belum kita lakukan. Sesuatu yang sangat kita banggakan ketika kita masih
bersama. Mimpi-mimpi yang sangat mulia, dimana ada kebahagiaan besar dalam
keluarga kecil kita. sesuatu yang selalu membuat kita semangat dalam menghadapi
permasalahan masa depan kita. kita selalu berpendapat bahwa segala sesuatunya
akan tercapai apabila kita bisa melewatinya bersama. Melewati sesuatu yang
dapan sewaktu-watu memisahkan kita. kita harus kuat. Kita harus bisa. Apapun
itu, apapun yang kita hadapi kiharus tetap bersama.
Ketika aku menuliskan cerita ini.
Mungkin aku akan dianggap gila olehmu. Tapi aku memang gila karena takdir kita.
rasa kesepian ini membuat banyak sekali pelajaran untuk ku. Pelajaran kehidupan
yang sangat penting. Menjadikan aku tambah kuat. Menjadikan aku seseorang yang
bisa bertanggung jawab terhadap keluarga ku.
Cinta
kita yang selalu aku banggakan kepada meraka kita harus berakhir. Semua memang
salahku. Aku lupa untuk mengingatkanmu bahwa sesungguhnya perjalanan kehidupan
cinta nyata kita baru akan dimulai. Kini aku harus lewati kesepian hariku tanpa
dirimu. Dan biarkan aku tetap berdiri untuk melawan waktu. Agar bisa melupanmu.
Apakah ini sandiwara. Apapun yang akan kamu katakan mengenai ceritaku. Aku akan
terima. Karna aku tahu, kamu masih yang terbak. Listiyani Dewi.
Selamat menempuh hidup baru kekasihku,
ceritamu adalah yang terindah, dengan mu aku akan sempurna. Tetapi tampamu aku
merasa hilang. Maapkan aku jika aku menulis seperti ini. Tidak untuk
mengingatkamu tentang masa lalu. Tapi aku hanya bahagia telah merasakan hidup bersamamu.
Melangkah terus kekasihku. Capai kebahagiaanmu. Salam bahagia dari seseorang
yang tidak lagi penting dalam hidupmu.
Forgive me Listiyani Dewi
******************